Selasa, 19 Juni 2012

PERLU MENEBUS WAKTU UNTUK DIPENUHI "ROH ITU"

Efesus 5:16-17
Dan pergunakanlah waktu yang ada, 
karena hari-hari ini adalah jahat. 
Sebab itu janganlah kamu bodoh, 
tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.

Dalam Efesus 5:15-17 dan Matius 25:1-3, 
kita dapat melihat kaitan antara mempergunakan waktu, bijaksana, dan kebodohan. 

Bagian lain yang menunjukkan hal itu 
adalah dalam Wahyu 14:1-5. 

Alkitab meyakinkan kita bahwa 
jika Allah memulai sesuatu, maka Dia akan menyelesaikannya. Juruselamat kita adalah Juruselamat 
yang menggenapkan segala sesuatu. 

Pada akhirnya tidak ada orang Kristen yang diselamatkan “separuh”. 

Allah akan menyempurnakan setiap orang yang percaya kepada-Nya. 

Sebagaimana Rasul Paulus, kita pun 
“yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya 
sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus” (Flp. 1:6). 

Di sini tidak ada batasan bagi kuasa Allah. 
Dia “berkuasa menjaga supaya jangan kamu tersandung 
dan yang membawa kamu tanpa bernoda . . . 
di hadapan kemuliaan-Nya” 
(Yud. 24; 2 Tim. 1:12; Ef. 3:20).

Walau pengharapan di atas pasti akan tergenapi di atas setiap orang Kristen, 
namun hari ini kita menghadapi masalah waktu. 
Dalam Wahyu 14, ada buah-buah sulung (ayat 4) 
dan ada juga tuaian (ayat 15). 
Perbedaannya terletak pada masalah saat kematangan. 

Ada buah-buah yang menjadi matang lebih dulu 
sebelum buah-buah lainnya mencapai kematangan. 
Buah yang demikian itu disebut “buah-buah sulung”. 

Kematangan hayat pasti dicapai. 
Namun Anak Domba itu sedang mencari buah-buah sulung, 
atau buah-buah yang matang terlebih dahulu. 

Kelompok “gadis yang bijaksana” 
dalam perumpamaan Matius 25:1-3 
bukanlah mereka yang dapat mengerjakan sesuatu 
dengan lebih baik, 
melainkan mereka yang lebih dini selesai 
melakukan yang baik. 

Mereka tidak menunda-nunda waktu 
untuk dipenuhi dengan minyak dalam buli-buli mereka, 
tetapi setiap saat merebut kesempatan 
untuk membayar harga demi mendapatkan 
lebih banyak Roh Kudus memenuhi jiwa mereka.

Mat. 25:1-13; Ef. 5:15-17; Flp. 1:6; 2 Tim. 1:12

Perhatikanlah gadis yang bodoh! 
Mereka juga memiliki minyak dalam pelita mereka 
dan pelita mereka pun telah menyala. 

Namun mereka tidak memperhitungkan 
tibanya hari kedatangan mempelai laki-laki itu. 
Akibatnya pelita mereka menjadi redup. 

Mereka juga tidak memiliki cadangan minyak 
dalam buli-buli mereka, 
padahal kelompok gadis yang bijaksana 
tidak dapat memberikan minyak kepada mereka. 

Keterlambatan mereka dalam menyadari 
perlunya menebus waktu untuk membeli minyak 
inilah yang menyebabkan Tuhan menyebut mereka
“gadis yang bodoh”.

Tuhan lalu berkata kepada kelompok gadis yang bodoh, 
“Aku tidak mengenal kamu” (Mat. 25:12). 

Walau Tuhan sebenarnya mengenal setiap milik-Nya, 
namun akan ada di antara milik-Nya itu 
yang kehilangan kesempatan untuk beroleh hak istimewa 
dikarenakan tidak siap. 

Dikatakan dalam Matius 25:1-13 
bahwa sekelompok anak dara yang bodoh datang 
dan berkata kepada Tuhan, 
“Tuan, Tuan, bukakanlah pintu bagi kami!” (Mat. 25:11). 

Memang, kesepuluh gadis itu 
memiliki minyak dalam pelita mereka. 
Perbedaannya, 
sekelompok gadis yang bodoh 
tidak memiliki cadangan minyak dalam buli-buli mereka.

Sebagai orang Kristen yang sejati, 
kita memiliki hayat dalam Kristus 
dan juga kesaksian di hadapan manusia. 

Namun kesaksian kita mungkin tersendat-sendat, 
karena kehidupan kita yang kendor 
serta menyalahgunakan anugerah. 

Kita memiliki Roh, 
tetapi mungkin tidak “dipenuhi oleh Roh itu”. 

Saat timbul krisis, kita harus pergi membeli minyak. 
Tentu saja, pada akhirnya kita memiliki minyak yang cukup. 

Tetapi kita telah kehilangan kesempatan 
untuk mencapai tujuan yang harus kita capai. 

Perihal inilah yang ingin Tuhan tekankan. 

Tuhan menekankan kepada kita 
agar tidak hanya menjadi murid-murid, 
namun murid-murid yang berjaga-jaga.

Bodoh atau berhikmat, hanya tergantung pada satu hal saja. 

Kalau kita berhikmat, 
kita akan lebih dini mencari kepenuhan Roh itu. 

Namun jika kita bodoh, kita akan menundanya. 

Kita harus belajar menebus waktu. 
Segala daya upaya harus dimanfaatkan dengan optimal 
untuk memperoleh minyak ekstra dalam buli-buli, 
“supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah” (Ef. 3:19).

(W.L) Life Study Of The Bible, Living Stream Ministry*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar