Sabtu, 23 Juni 2012

MEMBERITAKAN KARUNIA ALLAH DENGAN WIBAWA
 (Renungan Iman GKE – Minggu, 24 Juni 2012)

Titus 2:11-15

Saudara, pada masa sekarang ini kita hidup dalam situasi dan kondisi kehidupan umat manusia yang cukup memprihatinkan. Soal moral-etis semakin menuju titik nadir terendah. Kasih dan kebersamaan seakan menjadi barang langka yang sulit didapatkan. Hidup serba keras. Kerusuhan sering terjadi dimana-mana. Main kayu, lempar-lemparan, tawuran pelajar sering memakan korban. Belum lagi soal ketidaksetiaan, penipuan, ketidakjujuran, perselingkuhan, korupsi, seolah jadi berita hangat setiap hari. Ajaran sehat kurang terlalu diperdulikan. Anak melawan orang tua. Kebenaran justru disingkirkan. Terkadang juga sulit membedakan antara putih dan hitam. Tidak jarang, yang putih bisa jadi hitam, demikian pun sebaliknya, yang hitam bisa jadi putih. Bukankah demikian yang sering terjadi saudara? Banyak orang yang hanya ingin memuaskan dirinya sendiri secara duniawi. Orang hidup serba inginnya serba instant. Manusia seolah diburu waktu oleh pekerjaan, atau karena tuntutan-tuntutan mendesak lainnya dalam kehidupan. Persaingan ketat dalam kehidupan, tidak jarang orang main sikut-sukutan. Ketimbang kasih, malah “siapa aku, siapa ikam” (Siapa saya, siapa Anda: istilah orang Banjar) yang lebih ditonjolkan.

Saudara, situasi ini persis seperti jamannya Rasul Paulus. Sikap yang terjadi terhadap orang-orang Kreta. Orang kreta suka menipu, hidup kesusilaan mereka rendah, dan mereka suka mencari kenikmatan dengan cara yang tidak halal. Dan orang-orang yang dilayani Titus yakni orang-orang Kreta bukanlah orang yang dari sananya berbudi halus, tetapi mereka merupakan orang yang suka main kayu demi ambisinya, suka seruduk sana-seruduk sini demi kepentingan pribadinya.
Keadaan jemaat di Pulau Kreta sangat mengecewakan. Gereja tidak terorganisir dengan baik. Jemaatnya hidup secara duniawi. Berita Injil digabungkan dengan berbagai unsur dari dalam agama Yahudi maupun dari agama non-Yahudi sehingga menyebabkan kekacauan ajaran di kalangan orang Kristen.

Untuk tugas yang maha berat inilah Titus dipersiapkan dan diperlengkapi, agar dalam tugasnya dapat memberitakan Injil itu dengan wibawa dan menghasilkan buah. Titus mendapatkan tugas untuk meluruskan paradigma yang keliru itu dengan menjelaskan tentang kasih karunia atau anugerah dan apa-apa saja yang perlu dilakukan setelah mendapatkan anugerah Allah tersebut. Karena itu pemberitaan Injil tentang kebenaran, kejujuran, kasih dan kesetiaan menjadi penting. Pemberlakuan setiap moral-etis religious menjadi mendesak. Mengabarkan Injil juga berarti berfungsi sebagai “terang-dunia” (Matius 5:13-16). Kegelapan yang dikuasai roh-roh jahat, hanya bisa dienyahkan melalui terang Kristus. Kepada kita semua diberikan tugas membawa terang Kristus di dunia ini.

Dalam suratnya kepada Titus, Paulus berkali-kali menasehati dia, “Titus, beritakanlah… katakanlah terus, jangan putus asa, jangan takut, jangan kecewa, jangan melihat nampaknya seolah-olah apa yang engkau katakan tidak memberikan efek perubahan kepada mereka.” (Tit.1:9). Paulus mengingatkan, pegang baik-baik perkataan dan ajaran yang benar dan nasehati mereka dengan ajaran itu. Kemudian diulang oleh Paulus di pasal 2:1, beritakan ajaran yang sehat dan benar. Beritakan semua ini, nasehati dengan segala kewibawaan. Dan sekali lagi Paulus ulang di pasal 3:8 preachthe Gospel. Buat mereka mengerti dengan sungguh. Paulus di sini menekankan pentingnya membangun kehidupan batin orang percaya sebagai penangkal terbaik terhadap kesalahan. Ajaran sehat harus mengarah pada perilaku etis dalam kehidupan semua kelompok dalam jemaat. 

1. Sehat dalam iman.

Adalah sangat penting bahwa kita harus menjadi sehat dalam doktrin, untuk tindakan atas error jiwa sama dengan racun tidak pada tubuh. Ya, sangat perlu bahwa kita menjadi sehat dalam Iman, sebab ada tidak menghormati Allah dan berbahaya bagi diri kita sendiri untuk percaya kebohongan Iblis, untuk itu adalah apa doktrin palsu. Kemudian marilah kita tidak merendahkan doktrin khotbah, karena "Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar" (2Tim 3:16).

2. Integritas diri (Kata dan perbuatan)

Dengan integritas, seseorang akan berwibawa. Dan dengan wibawa, maka tak seorang pun yang menganggapnya rendah. Jika ada orang lain menganggap seseorang rendah, salah satunya karena pada diri orang tersebut tidak ada integritas. Apa yang dikatakan tidak sesuai dengan apa yang ia lakukan. Ia mengajar orang lain tentang kejujuran, tetapi ia dengan sadar berbuat kebohongan. Apa yang ia ucapkan bertolak belakang dengan yang ia perbuat, wibawanya pasti hilang. Paulus sekali lagi mengingatkan Titus, juga kepada kita pada kebenaran aksiomatis bahwa doktrin Kristen (khususnya Injil keselamatan) diberitakan paling efektif dengan perilaku orang Kristen. Sebagai alami "Kreta" dari berbagai usia menyaksikan kehidupan supranatural orang percaya, mereka baik ditolak atau ditarik kepada Kristus di dalam orang percaya. 

3. Hidup di dalam Roh.

Train to walk in the Spirit.“Hiduplah oleh Roh maka pastilah kamu tidak hidup mengikuti keinginan daging” (Gal.5:16). Walk in the Spirit. Transformasi terjadi, pendidikan itu terjadi karena bukan saja kita belajar mendengar firman Tuhan dengan benar, tetapi kita hidup di dalam pembaharuan oleh Roh Kudus. Train to walk in the Spirit. Kita dididik supaya kita bisa meninggalkan kefasikan dan segala kejahatan dan nafsu dunia, walk in the Spirit, maka kita memiliki dasar yang kuat dan tidak akan berjalan mengikuti nafsu kedagingan. 

4. Memberitakan Firman Tuhan secara terus-menerus

Paulus berulang kali mengingatkan Titus, pekerjaanmu sebagai hamba Tuhan tidak lain dan tidak bukan adalah memberikan firman yang benar kepada mereka. Sampaikan dengan penuh wibawa, dengan kesungguhan, kuatkan dirimu sendiri karena kadang kala engkaupun bisa lemah. Tetapi jangan lupa, firman itu memiliki manfaat yang luar biasa. Dalam memberitakan Injil, salah satunya dapat dilakukan dalam bentuk menasehati dan menyakinkan orang akan dosa dan kasih karunia yang menyelamatkan.Melalui itu, memberikan perubahan kepadamu dan kepada mereka. Wibawa dalam pemberitaan Injil, bilamana apa yang dikatakan, sama dengan yang dilakukan. 

Saudara, Melalui para hamba-Nya, baik para hamba Tuhan, Penatua & Diakon, serta pengurus kategorial. Tuhan memberikan pengajaran untuk memperlengkapi umat-Nya dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab di dunia ini. Sudahkah kita memiliki sikap integritas diri? Sebagai umat Tuhan, apakah saudara sudah memegang ajaran yang sehat? Atau terombang ambing oleh berbagai ajaran yang menyesatkan? Apakah saudara sudah menjalankan hidup sesuai dengan pengajaran yang telah saudara terima? Mempraktikkan ajaran yang sehat di mana pun Tuhan menempatkan kita merupakan tantangan bagi setiap orang percaya. AMIN! 


*(KU) / Kristinus Unting

Tidak ada komentar:

Posting Komentar