Senin, 04 Juni 2012


MENGALAH DAPAT MEMPERPANJANG USIA

Minggu lalu kakek saya berusia 80 tahun. Rumah kakek sangat ramai karena seluruh keluarga besar berkumpul bersama disana. Untuk merayakan ulang tahunnya, banyak pula tamu dari tetangga dan teman-teman kakek. Di pesta ini ada tetangga kakek yang menceritakan sebuah cerita yang membuat saya sangat terharu:

Kakek selalu berjalan-jalan di pekarangan rumahnya, setiap orang pernah bertemu dengan kakek selalu memuji kesehatan dan kondisi kakek ini kelihatannya sangat sehat, mukanya memancarkan sinar terang dan kemerah-merahan, sama sekali tidak sama dengan kakek yang berusia 80 tahun. Kenapa dia bisa membuat dirinya demikian sehat dan panjang umur? Rupanya dia mempunyai sebuah rahasia, rahasia itu adalah ketika kakek dan nenek ini menikah 55 tahun yang lalu mereka berdua membuat sebuah kesepakatan, setelah mereka menikah, jika mereka bertengkar, setelah terbukti siapa yang benar maka pihak yang kalah harus keluar dan berjalan-jalan di pekarangan rumah. Selama 55 tahun ini, bahkan tanpa perlu membuktikan siapa yang benar, setiap terjadi pertengkaran kakek ini yang akan mengalah dan berjalan-jalan di pekarangan rumah.

Setelah selesai mendengar cerita ini, seluruh undangan yang hadir tertawa mendengarnya. Diantara hadirin ada seorang anak kecil yang bertanya kepada kakek ini, “Kakek, kenapa engkau yang selalu mengalah?” Kakek menjawab, “Karena saya agak bodoh.” Membuat hadirin semua tertawa.

Sebenarnya saya tahu kakek sama sekali tidak bodoh, juga bukan selamanya dia yang berbuat salah, tetapi dia selalu mengalah, setiap terjadi pertengkaran dia yang akan berjalan-jalan dipekarangan rumahnya, semua hal itu dilakukan untuk mengurangi terjadi pertengkaran yang lebih besar dan menyakitkan satu sama lain, perbuatan seperti itu patut ditiru. Coba anda pikirkan sekarang didunia ini pria maupun wanita ada berapa orangkah yang dapat mengalah dan mundur selangkah.

Fakta menyatakan, orang yang sudah bertengkar, nalarnya selalu tidak jernih, karena selalu hanya bisa berbicara tetapi kehilangan akal sehat. Oleh sebab itu, ketika seseorang hanya mempergunakan mulutnya berbicara, bertengkar dan mengkritik orang lain, maka lama kelamaan dia sudah tidak suka lagi mempergunakan “telinganya”, akhirnya dia kehilangan hati, otak untuk berpikir dengan jernih dan bijak lagi.

Janji Tuhan bagi kita :

Yesaya 61:7
Sebagai ganti bahwa kamu mendapat malu dua kali lipat, dan sebagai ganti noda dan ludah yang menjadi bagianmu, kamu akan mendapat warisan dua kali lipat di negerimu dan sukacita abadi akan menjadi kepunyaanmu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar