Kamis, 07 Juni 2012

DIKIRA MENANG, TERNYATA KALAH 

Yan Hui adalah murid kesayangan Confusius yang suka belajar, sifatnya baik. Pada suatu hari ketika Yan Hui sedang bertugas, dia melihat satu toko kain sedang dikerumunin banyak orang. Dia mendekat dan mendapati pembeli dan penjual kain sedang berdebat.

Pembeli berteriak: “3×8 = 23, kenapa kamu bilang 24?”
Yan Hui mendekati pembeli kain dan berkata: “Sobat, 3×8 = 24, tidak usah diperdebatkan lagi”
Pembeli kain tidak senang lalu menunjuk hidung Yan Hui dan berkata: ”Siapa yang minta pendapatmu? Kalaupun mau minta pendapat mesti minta ke gurumu, Confusius. Benar atau salah dia yang berhak mengatakan.”

Yan Hui: “Baik, jika Confusius bilang kamu salah, bagaimana?”
Pembeli kain: “Kalau Confusius bilang saya salah, kepalaku aku potong untukmu. Kalau kamu yang salah, bagaimana?”
Yan Hui: “Kalau saya yang salah, jabatanku untukmu.”
Keduanya sepakat untuk bertaruh, lalu pergi mencari Confusius.

Setelah Confusius tahu duduk persoalannya, Confusius berkata kepada Yan Hui sambil tertawa: “3×8 = 23. Yan Hui, kamu kalah. Kasihkan jabatanmu kepada dia.”

Selamanya Yan Hui tidak akan mendebat gurunya. Ketika mendengar Confusius bilang dia salah, diturunkannya topinya lalu dia berikan kepada pembeli kain.
Orang itu mengambil topi Yan Hui dan berlalu dengan puas.
Walaupun Yan Hui menerima penilaian Confusius tapi hatinya tidak sependapat.
Dia merasa Confusius sudah tua dan pikun sehingga dia memutuskan tidak mau lagi belajar darinya.

Yan Hui minta cuti dengan alasan urusan keluarga. Confusius tahu isi hati Yan Hui dan memberi cuti padanya. Sebelum berangkat, Yan Hui pamitan dan Confusius memintanya cepat kembali setelah urusannya selesai, ia memberi Yan Hui dua nasehat : “Bila hujan lebat, janganlah berteduh dibawah pohon. Dan jangan membunuh.” Yan Hui menyetujuinya.

Di dalam perjalanan tiba2 angin kencang disertai petir, kelihatannya sudah mau turun hujan lebat. Yan Hui ingin berlindung di bawah pohon tapi tiba2 ingat nasehat Confusius. Dia meninggalkan pohon itu. Belum lama dia pergi, petir menyambar dan pohon itu hancur. Yan Hui terkejut, nasehat gurunya yang pertama sudah terbukti.

Yan Hui tiba dirumahnya sudah larut malam dan tidak ingin mengganggu tidur istrinya. Dia menggunakan pedangnya untuk membuka palang kamarnya. Sesampai di depan ranjang, dia meraba dan mendapati ada seorang di sisi kiri istrinya. Dia sangat marah, dan mau menghunus pedangnya. Pada saat mau menghujamkan pedangnya, dia ingat lagi nasehat Confusius, jangan membunuh. Dia lalu menyalakan lilin dan ternyata yang tidur disamping istrinya adalah adik istrinya.

Pada keesokan harinya, Yan Hui kembali ke Confusius, berlutut dan berkata: “Guru, bagaimana guru tahu apa yang akan terjadi?” 
Confusius berkata: “Aku bukan peramal. Kemarin itu siang sangatlah panas dan diperkirakan akan turun hujan petir, makanya aku mengingatkanmu untuk tidak berlindung dibawah pohon."
"Lalu, aku melihatmu kemarin pergi dengan amarah dan membawa pedang, maka aku mengingatkan agar jangan membunuh."
Yan Hui berkata: “Guru, engkau bijaksana sekali."

Confusius bilang: “Aku tahu kamu minta cuti bukanlah karena urusan keluarga. Kamu marah padaku. Tapi cobalah kamu pikir...Bila kemarin aku bilang 3×8=24 maka si pembeli kainlah yang kalah dan itu berarti akan hilang 1 nyawa. Menurutmu, jabatanmu lebih penting atau kehilangan nyawa seseorang?”

Yan Hui sadar akan kesalahannya dan berkata : “Guru telah mementingkan yang lebih utama, aku malu dan maafkan aku."

Moral cerita: 
Janganlah gara2 bertaruh mati2an untuk prinsip kebenaran itu, tapi akhirnya malah kehilangan sesuatu yang lebih penting. Banyak hal yang sebenarnya tidak perlu dipertaruhkan. Mundur selangkah demi mendapat kebaikan bagi semua orang. Toh mengalah tidak perlu sampai mengorbankan nyawa kan?

Bersikeras melawan pelanggan. Kita menang, tapi sebenarnya kalah juga. Dia jadi tersinggung dan ga mau lagi beli produk/jasa kita.

Bersikeras melawan boss. Kita menang, tapi sebenarnya kalah juga. Bagaimana pun juga penilaian boss yang menentukan hasil evaluasi kita. Malah ada joke: Boss is always right. If he's wrong, see rules number one :)

Bersikeras melawan bawahan. Kita menang, tapi sebenarnya kalah juga. Bisa-bisa kita kehilangan supporter di tempat kerja. Belum lagi kalau dia mempengaruhi bawahan yang lain. Capek deh…

Bersikeras melawan pasangan. Kita menang, tapi sebenarnya kalah juga, hehehe..Dia jadi bete dan kita dicuekin seharian. Manusia gitu loh..

Bersikeras melawan teman. Kita menang, tapi sebenarnya kalah juga. Bisa-bisa kita kehilangan seorang teman dan mendapatkan musuh dalam selimut.

Kita diminta agar kita sehati sepikir, satu kasih, satu jiwa dan satu tujuan, "dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri." (Filipi 2:3). 
Ayat selanjutnya lalu berkata: "dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga." (ay 4).
Seperti Paulus: "Sama seperti aku juga berusaha menyenangkan hati semua orang dalam segala hal, bukan untuk kepentingan diriku, tetapi untuk kepentingan orang banyak, supaya mereka beroleh selamat." (1 Korintus 10:33). 
Paulus juga mengajarkan agar kita mempergunakan karunia Roh Kudus yang berbeda-beda pada masing-masing orang demi kepentingan bersama dan bukan demi kebanggaan atau popularitas diri sendiri. "Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama." (1 Korintus 12:7). 

Dont fight for nothing yaaaaa..........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar