Kamis, 12 Juli 2012

~ Good Bye My love ~ Baca : Ulangan 6:10-15. Sudah terlalu banyak saya melihat, orang2 yg kesusahan, banyak utang, problem rumah tangga, dsb datang kepada TUHAN. Mereka mengeluh & menyerah, tersungkur & berjanji2 dihadapan TUHAN: "Jika TUHAN menolongku, aku akan berubah." atau "Jika aku ditolong TUHAN, maka aku akan menyumbang gereja.", dsb, Mereka minta konseling & saya layani dgn sungguh2, saya sediakan waktu, pikiran & hati, bahkan uang-pun saya pinjami, sampai masalahnya dipulihkan. Namun akhirnya, setelah masalahnya beres, mereka: "Goodbye my Love" & tak pernah menghubungi saya lagi. Itu sudah biasa bagi seorang Pendeta. Jadi, saya santai aja! Namun, yg mengenaskan adalah, orang2 itupun akhirnya juga meninggalkan TUHAN & melupakan semua janji2 padaNYA! Manusia memang mahluk yg suka lupa berterimakasih. Peringatan2 TUHAN yg ditujukan kepada umat Israel, juga merupakan peringatan bagi kita. Apakah Anda pernah melupakan janji2 yg Anda buat pada ALLAH? Apakah Anda pernah tersungkur dihadapan TUHAN & melayani TUHAN sepenuh hati di-saat sulit, namun saat keadaan senang, Anda jadi terlalu sibuk & tak peduli lagi melayaniNYA! Tuhan Yesus Kristus memberkati kita..amin..:) ==== HAFALKAN : Ulangan 6:12 maka berhati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan TUHAN, yang telah membawa kamu keluar dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan. (Sumber: EViC_RENUNGAN *EMBUN PAGI* PST.WENAS )
~BERLIMPAH DALAM PENGHARAPAN~ Bacaan:Roma 15:4-13 Dlm sebuah acara TV kemarin, saya melihat berita, seorang ayah & anaknya mengalami kecelakaan disebuah sungai yg deras arusnya. Perahu terbalik & mereka terlempar ke-dalam air. Tak lama sang ayah bisa muncul ke-permukaan air, tapi si-anak tak muncul2 juga. Si-ayah segera mencari pertolongan & memanggil regu penyelamat. Anaknya belum juga kelihatan. Si-ayah menyadari bahwa anaknya sudah tenggelam beberapa menit, namun ia merasa bahwa anaknya masih hidup. Ia terus berharap! Setelah 15 menit mencari & hasilnya nihil, regu penyelamat sudah yakin anak tsb telah mati. Tapi sang ayah memohon2 agar pencarian diteruskan utk terakhir kali. 3 org penyelam setuju melanjutkan misi itu. Tak lama 2 dari 3 penyelam itu muncul ke-permukaan & hasilnya nihil. Tapi penyelam ke-3 tak muncul2 juga. 2 org rekannya yg cemas terjun kembali mencari rekannya. Tak lama justru 3 penyelam itu muncul semua sambil membawa anak kecil itu. Mereka semua selamat! Ternyata si-anak terkurung di-bawah sebuah batu besar & ada rongga udara kecil di-bawah batu itu. Kegagalan sering membuat org berputus asa. Namun jangan mau hidup dlm keputusasaan. Hiduplah dlm pengharapan! One Success Story always Revealed from Thousand Failures! Satu kisah Sukses selalu muncul dari ribuan Kegagalan! ------ HAFALKAN : Roma 15 : 13 Rom 15:13 Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan. (Sumber:EViC_Renungan Embun Pagi)
~Percaya walaupun tidak melihat~ Ketika belia, Corrie ten Boom (wanita Belanda yang banyak menyelamatkan kaum Yahudi dari kekejaman Nazi) mendengar Sadhu Sundar Singh bersaksi. Ketika kecil, Sadhu pernah membenci Yesus, membakar Alkitab, melempari misionaris dengan lumpur. Ia meminta Tuhan menampakkan diri jika Dia memang ada. Sadhu ingin tahu apa benar ada surga dan kehidupan setelah mati. Untuk membuktikannya, ia berpikir harus mati dulu. Maka, ia berencana menabrakkan diri pada kereta api yang melaju. Tiba-tiba cahaya menyilaukan melingkupinya. Dan, seorang laki-laki bertanya, sampai kapan ia akan menyangkal Tuhan yang telah mati baginya. Sadhu melihat lubang di tangan laki-laki itu. Mendengar kesaksian itu, Corrie ingin mengalaminya juga, agar hidupnya mengiring Tuhan tak ”membosankan”. Namun, saat Corrie menyampaikan hal ini, Sadhu menjawab bahwa sesungguhnya pengalaman Corrie lebih ajaib dibanding pengalamannya: ”Saya harus melihat Yesus supaya bisa percaya, sedangkan Anda sudah memercayai Dia tanpa harus melihat.” Kata Yesus kepada Tomas: ”Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya” (Yohanes 20:29). Sedikit murid bisa bertemu Yesus secara langsung. Namun, lebih banyak yang tak bertemu langsung. Itu sebabnya teguran Yesus kepada Tomas mewakili setiap kita yang belum pernah melihat Tuhan kasatmata. Tuhan menegaskan bahwa bukan itu yang terpenting. Melainkan, apakah kita sungguh bersuka karena Tuhan kita ada dan hidup. Dan, secara pribadi mengalami bagaimana Dia hadir serta dekat dengan kita—dalam peristiwa besar maupun kecil di hidup kita. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya (Yohanes 20:29 b). Tuhan Yesus Kristus memberkati kita..amin :) (sumber:Renungan Harian).
~Percaya walaupun tidak melihat~ Ketika belia, Corrie ten Boom (wanita Belanda yang banyak menyelamatkan kaum Yahudi dari kekejaman Nazi) mendengar Sadhu Sundar Singh bersaksi. Ketika kecil, Sadhu pernah membenci Yesus, membakar Alkitab, melempari misionaris dengan lumpur. Ia meminta Tuhan menampakkan diri jika Dia memang ada. Sadhu ingin tahu apa benar ada surga dan kehidupan setelah mati. Untuk membuktikannya, ia berpikir harus mati dulu. Maka, ia berencana menabrakkan diri pada kereta api yang melaju. Tiba-tiba cahaya menyilaukan melingkupinya. Dan, seorang laki-laki bertanya, sampai kapan ia akan menyangkal Tuhan yang telah mati baginya. Sadhu melihat lubang di tangan laki-laki itu. Mendengar kesaksian itu, Corrie ingin mengalaminya juga, agar hidupnya mengiring Tuhan tak ”membosankan”. Namun, saat Corrie menyampaikan hal ini, Sadhu menjawab bahwa sesungguhnya pengalaman Corrie lebih ajaib dibanding pengalamannya: ”Saya harus melihat Yesus supaya bisa percaya, sedangkan Anda sudah memercayai Dia tanpa harus melihat.” Kata Yesus kepada Tomas: ”Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya” (Yohanes 20:29). Sedikit murid bisa bertemu Yesus secara langsung. Namun, lebih banyak yang tak bertemu langsung. Itu sebabnya teguran Yesus kepada Tomas mewakili setiap kita yang belum pernah melihat Tuhan kasatmata. Tuhan menegaskan bahwa bukan itu yang terpenting. Melainkan, apakah kita sungguh bersuka karena Tuhan kita ada dan hidup. Dan, secara pribadi mengalami bagaimana Dia hadir serta dekat dengan kita—dalam peristiwa besar maupun kecil di hidup kita. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya (Yohanes 20:29 b). Tuhan Yesus Kristus memberkati kita..amin :) (sumber:Renungan Harian).
Baca : Lukas 9:37-43 ~PERLINDUNGAN TUHAN~ Tahun 1825, beberapa penginjil merintis penginjilan di-kepulauan Fiji. Setelah bekerja keras bersaksi tentang TUHAN YESUS sebagai Juru Selamat bagi penduduk asli disana, akhirnya ada satu orang bertobat. Suatu hari jiwa para penginjil ini terancam. Mereka akan dibunuh para penduduk asli yg sedang marah & tak senang pada mereka. Pisau & tombak siap dihunjamkan ke-para penginjil. Di-saat2 paling kritis itu, mereka pasrah & segera berlutut & berdoa memohon perlindungan TUHAN. Sesudah berdoa, para penginjil itu terheran2. Para penyerang mereka telah pergi sambil berteriak2 mengucapkan2 kata2 yg tak dimengerti. Akhirnya mereka bertanya pada penduduk asli yg sudah mereka tobatkan itu. Penduduk Asli yg sudah jadi Kristen itu berkata bahwa, para penyerang itu berteriak2 dalam bahasa Fiji yg artinya : "Matilah kita! Mereka punya Pengawal yg tinggi besar & kuat dibelakang mereka! Cepat lari! Kalo tidak, kita mati!" ---- Seringkali orang2 yg memusuhi kita lebih sadar daripada kita, bahwa TUHAN kita itu TUHAN yg Maha Kuasa! Sementara sering sikap kita seolah2 TUHAN itu tak berdaya. Kita mencoba menangani musuh & masalah kita dgn kekuatan kita sendiri. Tuhan Yesus Kristus memberkati..amin. HAFALKAN : Mazmur 106:8 Mazmur 106:8 Namun diselamatkan-Nya mereka oleh karena nama-Nya, untuk memperkenalkan keperkasaan-Nya. (sumber EViC— di RENUNGAN *EMBUN PAGI* PST.WENAS)
" GARAM & TERANG " Mat 5:13 "Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Mat 5:14 Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Mat 5:15 Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Mat 5:16 Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga." === ~SINAR YANG MAKIN TERANG~ Korek api hanya menerangi daerah sempit. Sinar lilin lebih terang sedikit. Sebuah lampu lebih terang lagi & membuat sebuah ruangan menjadi terang. Semua disebut sinar, tapi dengan kadar terang yg berbeda2. Saat mula2 diselamatkan, TUHAN tak mengharap kita tahu semua Firman & KehendakNYA.. Kita hanya mengenal sedikit terang FirmanNYA. Kita hanya tahu bahwa kita berdosa & harus binasa & kita harus mengakui YESUS TUHAN agar selamat. Terang kita bagai sebatang korek api. Makin hari, hati kita lebih haus akan terang FirmanNYA, kita makin bersekutu dgnNYA & mengasihi sesama kita. Fase ini, hidup kita seperti sinar yg lebih terang, bagai : sebatang lilin. Lalu kita makin bertumbuh & naik setingkat lagi. Kita menjadi seperti sebuah : Lampu. Kita rindu menjadi terang bagi semua orang dgn menjadi saksi Yesus. Di-Fase ini TUHAN mulai memberi kita banyak kesempatan utk bersaksi & membawa orang pada Kristus. Keselamatan yg kita terima memberi pada kita kesempatan utk bersinar makin hari makin terang. Jgn biarkan terangmu padam! Bersinarlah seterang2nya bagi jiwa2 yg belum mengenal TUHAN HAFALKAN : Mazmur 37:5-6 Mazmur 37:5 Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak; 37:6 Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang, dan hakmu seperti siang. Tuhan Yesus Kristus memberkati kita..amin... (Sumber:EViC — di RENUNGAN *EMBUN PAGI* PST.WENAS).
~Diselamatkan dalam Api~ Setiap orang pasti memiliki masalah di dlm kehidupan. Memiliki anak yang terlibat narkoba; kesulitan uang kuliah; penghasilan yang pas-pasan; pernikahan yang tidak rukun; kecelakaan dan penyakit yang tidak terduga. Daftar ini mewakili sebagian persoalan sehari-hari yang dialami orang kristiani. Dalam situasi seperti ini, bisa muncul keinginan untuk mencari solusi cepat. Kalau bisa..,minta Tuhan turun dari surga dan melakukan mukjizat. Supaya serta merta semua masalah sirna. Beban berat selesai dalam sekejap. Akan tetapi, Tuhan tidak bekerja seperti itu. Dalam kisah Sadrakh, Mesakh, dan Abednego, Tuhan tidak mencegah terjadinya peristiwa pembakaran itu, memadamkan api yang menyala-nyala, atau membinasakan Nebukadnezar sebelum pembakaran. Namun, Tuhan mengizinkan api menyala-nyala dan mereka dilemparkan ke dalamnya. Justru di situlah Tuhan menunjukkan kehebatan-Nya. Mereka tidak diselamatkan dari api, tetapi justru masuk ke dalam api yang membara itu. Di situ Tuhan nyata menyertai dan meluputkan mereka dari kematian. Dan, inilah kesaksian yang membukakan mata Nebukadnezar (ayat 28). Kerap kali demikianlah Tuhan menolong kita dalam hidup ini. "Api yang membakar" bisa berupa berbagai persoalan yang mengancam keselamatan atau kebahagiaan kita. Tuhan menolong kita bukan dengan mengangkat atau menghapus masalah itu. Kita tidak dilepaskan dari masalah, tetapi ditolong dalam masalah itu. Sebab, Tuhan dapat menyatakan kebesaran-Nya di situ. Agar melalui masalah kita, orang bisa melihat kemuliaan Tuhan dan mengenal Tuhan yang hidup. >>Katanya:"Tetapi ada empat orang kulihat berjalan-jalan dengan bebas di tengah-tengah api itu; mereka tidak terluka, dan yang keempat itu rupanya seperti anak dewa! (Daniel 3:25) APABILA "API" KESULITAN TETAP MEMBARA MENANTI KITA TETAPLAH PERCAYA TUHAN MENOLONG DI DALAM "API" ITU. (sumber;Renungan Harian).
“Mengapa Bebek Menguik & Elang Terbang”? Suatu ketika, Harvey Mackay (sang pembicara motivasi) sedang menunggu antrian taksi di sebuah bandara. Lalu, sebuah taksi mengkilap muncul & mendekatinya. Sang supir taksi pun keluar dgn berpakaian rapi, & segera membukakan pintu penumpang. kemudian memberi Harvey sebuah kartu & berkata,"Nama saya Wally, silakan membaca pernyataan Misi saya." Harvey kemudian membaca kartu tersebut: “Misi Wally: Mengantar pelanggan ke tempat tujuan dgn cara tercepat, teraman,& termurah dalam lingkungan yg bersahabat.” Harvey terkejut, terutama setelah ia melihat bagian dlm taksi sangat bersih. Di balik kemudi, Wally berkata: “Apakah Anda ingin Kopi? Saya punya yg Biasa & tanpa Kafein.” Harvey pun berkata “Tidak, saya ingin minuman ringan saja.” ternyata Wally menjawab, “Tak masalah, saya punya pendingin dgn Coke biasa dan Diet Coke, air, serta jus jeruk.” Dgn terkagum2, Harvey berkata “Saya mau Diet Coke saja.” Setelah memberikan Diet Coke, Wally pun kembali menawarkan “Jika Anda ingin membaca, saya punya The Wall Street Journal, Time, Sports Illustrated dan USA Today." “Apakah kau selalu melayani pelanggan seperti ini, Wally?” Tanya Harvey. Dulu Saya Suka mengeluh seperti kebanyakan supir taksi. Kemudian saya mendengar Wayne Dyer di radio yg mengatakan bahwa ia baru saja menulis buku berjudul ‘You’ll See It When You Believe It’. Ia mengatakan bahwa jika Anda bangun & mengharap hal buruk terjadi, maka itu hampir pasti terjadi. Dan Ia berkata lg, ‘Berhenti mengeluh! Berbedalah dari pesaing Anda. Jangan menjadi BEBEK..Jadilah ELANG.. BEBEK menguik & mengeluh. ELANG membumbung tinggi diAngkasa.’ Cerita Wally sungguh inspiratif. Ia memberi layanan sebuah limo dari sebuah taksi, melipatgandakan penghasilan,karna ia memilih tuk menjadi Elang & bukannya Bebek. Mengeluh tidak merubah Nasib jadi baik,malah jadi tambah sulit. Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. (sumber: Skyin Colour).
~ Kitab Ester ~ Nama Tuhan sama sekali tidak tercantum dalam kitab Ester, namun demikian umat-Nya dapat melihat dan mengalami karya-karya besar-Nya. Ester adalah seorang gadis Yahudi yatim piatu,dipakai Tuhan untuk menjadi penyelamatkan orang Yahudi dari kebinasaan..,kemudian Ester menjadi ratu yang berpengaruh & dikasihi Raja Ahasyweros di Persia. Tuhan adalah Raja di atas segala raja, Ia menggenapi rencana penyelamatan umat Tuhan dan melaksanakan penghukuman bagi Haman bin Hamedata yang jahat. Tuhan menjaga hidup Mordekhai & seluruh orang Yahudi dari rencana pembantaian.Tuhan mengaruniakan harta,jabatan & kasih karunia yang besar untuk Mordekhai krn kesetiaan & ketaatan pada Tuhan. Melalui peristiwa penyelamatan inilah kemudian dirayakan sebagai hari raya Purim. yaitu hari perayaan sukacita atas pembalikan keadaan yang terjadi pada bangsa Yahudi pada zaman Ester, dari rancangan pemusnahan suatu bangsa menjadi kemenangan besar. >>Karena Mordekhai, orang Yahudi itu, menjadi orang kedua di bawah raja Ahasyweros, dan ia dihormati oleh orang Yahudi serta disukai oleh banyak sanak saudaranya, sebab ia mengikhtiarkan yang baik bagi bangsanya dan berbicara untuk keselamatan bagi semua orang sebangsanya.(Ester 10:3).<< ==== Dari kitab Ester kita dpt memetik berbagai hikmah ,a.l: >Mari kita senantiasa berikhtiar yg baik kepada sesama ,taat kepada Tuhan spt Mordekhai shg beroleh hidup yg baik,sukacita & dihormati byk orang & dikasihi Tuhan.. >Jauhi hati yg dengki,tipu muslihat jahat,jgn sampai spt Haman yg berakhir dgn kematiannya sendiri akibat dr perbuatan jahatnya yg dirancang hatinya.. >Miliki keberanian,kebijakkan,kerendahan hati di dlm setiap kebenaran spt Ester,shg dia dpt menyelamatkan seluruh bangsanya.. >Janganlah kita dgn mudah digoyahkan & dihasut utk berbuat kejahatan spt Ahasyweros yg dihasut Haman,yg berakhir dgn kericuhan kerajaannya. >Terakhir adlh..,yakinlah & teguhkan hati kita...; "Tuhan yang tidak terlihat mata secara nyata di dlm kehidupan kita, berada di balik setiap karya agung mulia yang terlihat nyata di dalam hidup kita..., dan DIA yg membawa hidup kita ke arah yg baik & digenapi sesuai rancangan-Nya yg terindah". Tuhan Yesus Kristus memberkati kita..amin.:)
~Perjalanan Hidup~ “Mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satu pun dari padanya.” Mazmur 139:16 Saat kegelapan melingkupi hati kita. Saat kesuraman menutupi jiwa kita. Saat langkah kita terseok-seok. Kita takut, gelisah, cemas dan ragu-ragu. Hati kita bertanya-tanya, apakah yang akan terjadi? Sedang hati belum siap menerimanya. Apa yang ada di depan pintu hidup kita? Kehancurankah? Kematiankah? Atau lebih buruk dari semuanya. Firman Tuhan menjelaskan bahwa Tuhan sudah melihat kita sebelum kita jadi seorang bayi. Di dalam kitab Tuhan semua hari-hari yang akan kita lewati sudah tertulis dan tidak ada yang kelewatan sedikitpun. Dengan demikian kita tahu, bahwa tidak ada sesuatupun yang terjadi tanpa seijin Tuhan. Setiap langkah kita telah diketahui Tuhan, hal-hal yang ada dalam pikiran kita Tuhan tahu, bahkan hal-hal yang akan terjadi semuanya sudah tertulis dalam Kitab Tuhan. Masa depan kita, kesuksesan kita, jabatan, pangkat, rumah tangga, bahkan anak-anak kita tidak ada yang secara kebetulan. Semua sudah tertulis dalam Kitab Tuhan. Langkah yang pasti, percaya, berserah, menenangkan diri, bahkan berjuang maju terus adalah jalan yang terbaik. Jika saat ini perkara buruk sedang terjadi, janganlah kecewa, janganlah menyesal, semua itu adalah untuk menetapkan langkah kita agar berjalan lurus sesuai kehendak dan rencana Tuhan. Saat kita lemahpun Tuhan tahu, saat kita tidak berdayapun Tuhan tahu, bahkan saat kita merasa kuatpun Tuhan melihat semuanya. Marilah kita terus berjuang untuk maju, berlari untuk memenangkan rencana Tuhan dalam hidup kita. Tetap bersemangat dan terus maju, karena semua jalan hidup kita telah tertulis dalam Kitab Tuhan. Amin. (sumber;Pendoa Sion)
~Kekuatan Rumah Tangga~ “Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya” Mazmur 127:1 Sampai saat ini masih ada banyak orang membangun rumah tangga dengan kekuatan sendiri. Ada orang yang membangun rumah tangga berdasarkan cinta kasih mereka yang tulus. Mereka percaya bahwa dengan cinta kasih mereka rumah tangga mereka akan kuat dan bahagia. Tetapi mereka tidak menyadari bahwa sama seperti mereka yang dulunya biasa-biasa saja kemudian berubah saling mencintai, demikian juga sesungguhnya dapat terjadi dari saling mencintai berubah menjadi saling membenci. Karena dalam perjalanan waktu ada banyak rintangan dan godaan, bahkan pencobaan-pencobaan yang dapat melukai hati. Atau menemukan sesuatu kejenuhan, pada saat hal itu terjadi ada sesuatu yang lain yang memberi penyegaran. Goncangan-goncangan dan perubahan-perubahan yang terjadi inilah maka dapat mengubah cinta yang tulus berubah menjadi kesakitan dan kebencian, meskipun tidak menutup kemungkinan melalui goncangan-goncangan di tengah jalan justru membangun sebuah cinta yang semakin kuat. Pemazmur menulis bahwa jika bukan Tuhan yang membangun rumah tangga, maka sia-sialah orang yang membangunnya. Artinya, bagaimana saya dan saudara membangun sebuah rumah tangga yang di dasarkan atas Firman Tuhan, karena cinta kita tidak cukup kuat untuk membangun rumah tangga yang harmonis. Cinta kita yang tulus dapat dihancurkan oleh sakit hati. Cinta kita bisa dihancurkan oleh percekcokan, kekecewaan, kesukaran-kesukaran yang berkepanjangan, perbedaan pendapat bahkan oleh perubahan-perubahan situasi dan kondisi. Oleh sebab itu kekuatan rumah tangga dapat dibangun melalui Firman Tuhan. Alkitab sudah menjelaskan dengan gamblang bagaimana sebuah rumah tangga itu dibangun. Marilah kita bangun rumah tangga kita berdasarkan kekuatan Firman Tuhan dan bukan dengan kekuatan kita sendiri. Amin. Tuhan Yesus memberkati. (sumber:Pendoa Sion)
~Kekuatan Rumah Tangga~ “Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya” Mazmur 127:1 Sampai saat ini masih ada banyak orang membangun rumah tangga dengan kekuatan sendiri. Ada orang yang membangun rumah tangga berdasarkan cinta kasih mereka yang tulus. Mereka percaya bahwa dengan cinta kasih mereka rumah tangga mereka akan kuat dan bahagia. Tetapi mereka tidak menyadari bahwa sama seperti mereka yang dulunya biasa-biasa saja kemudian berubah saling mencintai, demikian juga sesungguhnya dapat terjadi dari saling mencintai berubah menjadi saling membenci. Karena dalam perjalanan waktu ada banyak rintangan dan godaan, bahkan pencobaan-pencobaan yang dapat melukai hati. Atau menemukan sesuatu kejenuhan, pada saat hal itu terjadi ada sesuatu yang lain yang memberi penyegaran. Goncangan-goncangan dan perubahan-perubahan yang terjadi inilah maka dapat mengubah cinta yang tulus berubah menjadi kesakitan dan kebencian, meskipun tidak menutup kemungkinan melalui goncangan-goncangan di tengah jalan justru membangun sebuah cinta yang semakin kuat. Pemazmur menulis bahwa jika bukan Tuhan yang membangun rumah tangga, maka sia-sialah orang yang membangunnya. Artinya, bagaimana saya dan saudara membangun sebuah rumah tangga yang di dasarkan atas Firman Tuhan, karena cinta kita tidak cukup kuat untuk membangun rumah tangga yang harmonis. Cinta kita yang tulus dapat dihancurkan oleh sakit hati. Cinta kita bisa dihancurkan oleh percekcokan, kekecewaan, kesukaran-kesukaran yang berkepanjangan, perbedaan pendapat bahkan oleh perubahan-perubahan situasi dan kondisi. Oleh sebab itu kekuatan rumah tangga dapat dibangun melalui Firman Tuhan. Alkitab sudah menjelaskan dengan gamblang bagaimana sebuah rumah tangga itu dibangun. Marilah kita bangun rumah tangga kita berdasarkan kekuatan Firman Tuhan dan bukan dengan kekuatan kita sendiri. Amin. Tuhan Yesus memberkati. (sumber:Pendoa Sion)
~Takkan Menyerah~ Tetapi mereka tidak dapat membawanya kepada-Nya karena orang banyak itu,lalu mereka membuka atap di atas Yesus; sesudah terbuka mereka menurunkan tikar, tempat orang lumpuh itu terbaring (Markus 2:4) === Iman dan usaha untuk berbuat sesuatu adalah ibarat dua sisi dari sekeping mata uang yang tak terpisahkan. Tanpa ada perbuatan yang dilakukan, diragukan bahwa di situ ada iman (Yakobus 2:14-18). Bukankah perbuatan kita merupakan penampakan dari apa yang kita imani? Sekumpulan orang yang beriman kepada Yesus menyaksikan bagaimana Yesus mengajar dengan kuasa dan mukjizat, serta menyembuhkan orang sakit (Markus 1:21-28). Dari situ, hati mereka tergerak untuk menolong teman sekampung mereka yang sejak kecil lumpuh dan tersisih hidupnya. Mereka beriman Yesus mampu menyembuhkan maka mereka tidak diam saja. Meski banyak rintangan: mungkin rumah si lumpuh jauh, mungkin tubuhnya berat. Ditambah lagi, ketika sampai di tempat Yesus, ternyata rumah itu penuh sesak dan orang-orang tak mau memberi jalan. Namun, sekali lagi iman itu mereka wujudkan dengan usaha yang pantang menyerah. Mereka membuka atap rumah, dengan risiko si empunya rumah marah. Iman yang besar kepada Yesus memampukan mereka mengatasi segala hambatan. Ketika si lumpuh diturunkan, Yesus melihat iman mereka yang mau berusaha itu dan memberi kesembuhan. Iman itu menjadi kenyataan karena anugerah Allah di dalam Kristus, bukan karena kemampuan mereka sendiri. Apabila kita sedang menghadapi sebuah tugas atau tantangan hidup yang butuh iman dan perjuangan keras, ingatlah kisah ini. Teguhkan iman dengan memandang kebesaran Allah yang sanggup menolong sehingga menguatkan kita untuk berjuang pantang menyerah. Serahkan ketidakberdayaan kita ke tangan yang tepat, yakni Tuhan Yesus Kristus yang mampu membuat iman kita menjadi kenyataan. IMAN MENGARAHKAN MATA KITA KEPADA YESUS YANG HEBAT AGAR DENGAN IMAN ITU KITA MEMBERI USAHA TERBAIK KITA (Renungan Harian).
~Goresan yang kita buat~ Kehidupan manusia itu sama seperti pensil. Sebatang pensil dapat memberikan kita pengertian yang dalam tentang suatu kehidupan sehingga kita pun mampu menjalankan kehidupan dengan unggul. Pensil mengingatkan kita ketika menulis, ada tangan yang selalu membimbing langkah kita dalam hidup ini. Kita tahu tangan siapa itu. Itulah tangan Tuhan yang membimbing kita untuk menuliskan buku kehidupan kita. Saat pensil sudah mulai tumpul, itulah saatnya pensil diraut. Pensil yang diraut menggambarkan diri kita yang dibentuk, dijadikan tajam dan dapat dipakai kembali. Seakan-akan kita menderita. Setelah selesai, rautan berupa tantangan, penderitaan, ataupun permasalahan dalam hidup kita itu membuat kita tajam dan lebih baik / berkualitas. Berbicara mengenai pensil, selalu berbicara mengenai penghapus. Jika terjadi kesalahan dalam menulis, penghapus dapat dipakai untuk menghapus hal-hal yang salah tersebut. Ketika kita melakukan hal-hal yang salah, kita dapat menghapus dan memperbaikinya agar tidak ada kesalahan. Pensil selalu meninggalkan tanda / goresan. Karena itu, hati-hatilah dalam berpikir, berkata, dan bertindak agar goresan yang kita tinggalkan bisa memberikan manfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Bagian luar dari pensil bukanlah bagian luarnya, tapi bagian dalamnya. Hal itu berlaku juga untuk diri kita. Bagian yang terpenting adalah di dalam kita yaitu hati dan pikiran. Karena itu, pupuklah selalu dengan firman Tuhan. Dari sebatang pensil, hari ini kita belajar tentang kehidupan yang bagaimana yang harus kita jalani. Apa yang menjadi bagian kita dan kita mulai melakukannya, pada saat ini juga. >>Tinggalkan goresan yang berarti di dalam kehidupanmu maupun kehidupan orang lain, bukannya goresan yang menyakitkan. Amsal 15:24;“Jalan kehidupan orang berakal budi menuju ke atas, supaya ia menjauhi dunia orang mati di bawah” (sumber:Jawaban.com)
KELEDAI DI MINGGU PALMA Bak pemimpin politik, Yesus memasuki kota Yerusalem. Orang-orang, yang mendengar bahwa Yesus sedang di tengah jalan menuju Yerusalem, berhamburan keluar. Mereka mengambil daun-daun palem, dan pergi menyongsong Dia sambil berseru-seru: ”Hosana bagi Anak Daud, diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, hosana di tempat yang mahatinggi!” (Mat. 21:9).Hosana merupakan aliterasi dari bahasa Ibrani yang berarti selamatkan kami. Dalam seruan itu tersirat harap: Yesus menyelamatkan Israel dari belenggu Roma. Dan tindakan penyelamatan itu diharapkan muncul dari Pribadi yang mengendarai keledai. BELAJAR DARI KELEDAI Marilah kita arahkan mata-hati kita pada keledai yang menjadi tunggangan Yesus orang Nazaret. Ketika mendengar kata ”keledai”, mungkin yang tergambar dalam benak kita ialah binatang lamban, lemah, bahkan bodoh. Gambaran yang tidak sepenuhnya salah. Dari segi kecepatan, Keledai (Equus asinus) memang tak bisa disamakan dengan kuda (Equus caballus), meski keduanya satu genus. Dalam mekanika dikenal istilah ”tenaga kuda” yang merupakan ukuran kemampuan mesin. Tak ada istilah ”tenaga keledai”. ”Pacuan kuda”—yang sering menjadi ajang judi— juga lebih lazim terdengar ketimbang ”pacuan keledai”. Keledai memang tak seagresip kuda. Jalannya lambat. Saking lambatnya terkesan malas. Tak punya inisiatif. Ada peribahasa ”Seperti keledai.”Artinya: bodoh atau keras kepala. Ada lagi peribahasa ”Keledai hendak dijadikan kuda.” Artinya: orang bodoh hendak dipandang sebagai orang pandai. Dalam kedua peribahasa itu, keledai dipandang sebagai binatang bodoh. Tak heran, banyak orang tersinggung kala dijuluki: ”keledai”. Namun, jangan pula kita lupa, ada peribahasa baik tentang keledai: ”Keledai tidak akan jatuh ke dalam lubang yang sama untuk kedua kalinya.” Peribahasa itu berarti sebodoh-bodohnya keledai, binatang itu toh belajar dari pengalaman. Kegagalan dijadikannya pelajaran agar tidak terulang lagi. Keledai belajar dari sejarah. Anehnya, manusia (Homo Sapiens ’manusia yang berpikir’) malah sering mengulangi kesalahan yang sama. Manusia agaknya perlu belajar dari keledai perihal memetik kearifan masa lampau. Hanya itukah? Tidak. Keledai merupakan binatang pekerja berat. Dia bukan pemalas. Jalannya memang lambat, tetapi semua tugas dituntaskannya. Keledai jelas mempunyai ketahanan kerja tinggi. Aton, bahasa Ibrani untuk keledai, mengacu pada daya tahannya. Dalam sehari keledai sanggup berjalan sejauh 30 kilometer. Meski lambat, keledai konsisten menjalani panggilannya. Dia tidak pernah mutung. TUHAN MEMERLUKANNYA Pada masa itu di Palestina, keledai bukanlah hewan yang dianggap hina, melainkan terhormat. Bila raja pergi berperang, ia akan mengendarai kuda. Jika raja datang dengan maksud damai, ia akan mengendarai keledai. Yesus masuk ke Yerusalem bukan untuk menaklukkannya secara politis, melainkan untuk menyerahkan diri-Nya. Dia datang bukan untuk berperang, melainkan menawarkan damai. Bukan paras garang, tetapi paras lemah lembutlah yang ditampilkan-Nya. Yesus datang dalam damai dan demi kedamaian. Dan keledai merupakan simbol perdamaian. Keledai menjadi wahana kedatangan Yesus ke Yerusalem. Meski tak dianggap oleh kebanyakan orang karena tak segagah kuda, lamban, dan terkesan bodoh, keledai dihargai Sang Guru dari Nazaret. Bahkan, kepada para murid yang diutus untuk menjemput keledai tersebut, Yesus berpesan, ”Tuhan memerlukannya.” Tuhan memerlukannya! Yesus—Allah yang menjadi Manusia—tak sungkan untuk mengaku bahwa Dia membutuhkan pertolongan keledai muda itu. Yesus tidak menyembunyikan kenyataan tersebut, Dia berkata dengan terus terang. Dia sungguh-sungguh membutuhkan keterlibatan keledai dalam menggenapi misi-Nya: menjadi pendamai antara Allah dan manusia. Yesus memang membutuhkan peran serta keledai yang belum pernah ditunggangi orang. Kenyataan itu selaras pula dengan maksud kedatangan-Nya ke Yerusalem. Hewan yang akan digunakan untuk maksud suci haruslah hewan yang belum pernah dipakai untuk tujuan apa pun. Keledai muda itu secara tidak langsung diangkat menjadi rekan sekerja Yesus dalam menuntaskan misi-Nya: menjadi Juruselamat dunia. Menjadi rekan sekerja Yesus dan menjadi simbol perdamaian merupakan tugas yang mesti dijalani keledai muda itu. Tak ada paksa memaksa di sini. Yesus tidak memaksa keledai tersebut untuk tunduk kepada-Nya. Sebaliknya, sang keledai pun kelihatannya pasrah bongkokan ’menerima tanpa syarat’ kala para murid menghamparkan pakaian mereka di atas punggungnya. Tak ada pemberontakan. Yang ada hanyalah kerelaan terlibat dalam karya Tuhan. Dia bersikap laksana hamba Tuhan: tak menolak kerja dan rindu menyenangkan hati Tuhannya.Bahkan, sang pemilik keledai itu pun, tak berkuasa untuk menolak permintaan Yesus. Lagi pula siapa yang bisa menolak Tuhan jika Dia memang memerlukannya? Di Minggu Palma ini kita kembali menyaksikan Allah yang menjadi Manusia itu memasuki Yerusalem. Kedatangan-Nya memang hendak menggenapkan janji Allah dalam diri-Nya. Dia datang ke Yerusalem memang untuk mati. TUHAN MEMERLUKAN KITA? Yang sungguh perlu kita pikirkan sekarang ini: Apakah Tuhan memerlukan kita? Jangan pikirkan perkara-perkara besar atau tugas-tugas besar! Keledai di Minggu Palma hanya mengerjakan bagiannya. Dia tidak mengubah diri menjadi kuda perang. Itu memang mustahil dilakukannya. Dia menjadi dirinya sendiri. Namun, ia menyelesaikan tugasnya dengan baik. Ya, apakah Tuhan memerlukan kita? Untuk tugas apa? Mungkin untuk menjadi seorang eyang yang baik atau orang tua yang baik atau untuk menjadi aktifis yang baik atau anggota majelis yang baik atau menjadi karyawan yang baik atau menjadi majikan yang baik. Baik di sini berarti kita mampu mengerjakan semua yang Tuhan berikan kepada kita untuk ditanggungjawabi. Sekali lagi, apakah Tuhan memerlukan kita? Jika Saudara sudah mendapatkan jawabannya, maukah Saudara memenuhi panggilan Tuhan itu? Pdt. Ir. Yoel M. Indrasmoro, S.Th.
~Apakah yang utama..?~ Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya ... (Matius 6:11) At.Mosphere Restaurant adalah restoran tertinggi di dunia karena berada di lantai 122 Burj Khalifa, Dubai (gedung tertinggi dunia dengan ketinggian 800 meter). Menu yang ditawarkan adalah makanan Eropa. Dan, para tamu disarankan memesan sebelumnya, agar pihak restoran bisa menghadirkan pengalaman khusus, yang membuat orang datang kembali. Ya, bagi orang-orang kaya—baik di negara kaya, berkembang, maupun miskin—makan bukan lagi masalah mengisi perut dengan makanan sehat, tetapi mencari kepuasan dengan makanan bergengsi. Harga tidak menjadi soal. Saat ini, sebagian besar penduduk dunia masih bergumul dengan ”makan apa hari ini”. Sedangkan kelas menengah bergumul ”makan di mana hari ini”. Namun, orang kaya—yang hanya 20%, tetapi menguasai 80% kekayaan dunia—kerap bergumul ”makan siapa hari ini”. Kenyataan ini menunjukkan, betapa pentingnya setiap manusia mengalami kebesaran kasih Allah di dalam Kristus (Yohanes 3:16). Agar mereka mengalami hidup yang baru. Yakni hidup yang tidak berpusatkan kepada diri sendiri, tetapi berpusat kepada Allah dan memikirkan kepentingan orang lain juga (Filipi 2:4). Seperti Kristus, yang rela mengesampingkan kepentingan-Nya sendiri, bahkan mengambil rupa manusia dan menjadi hamba. Agar oleh pengurbanan-Nya, Dia dapat memberi hidup baru bagi setiap orang yang mau menerima-Nya dan hidup bagi Allah Mari kita periksa nafsu makan dan semua nafsu hidup kita hari ini; apakah itu untuk memuaskan kedagingan kita atau untuk memuliakan Bapa di surga APABILA TUHAN DAN SESAMA MENJADI YANG TERUTAMA TUHAN AKAN MENJADIKAN HIDUP KITA BERGUNA DAN BERMAKNA. (sumber:Renungan Harian).
WASPADALAH TERHADAP KEJAHATAN ROHANI TERSELUBUNG Matius 23:23-24 Tentu ada alasannya bila sampai Allah mengecam keras cara ibadah dan persembahan yang dilakukan umat-Nya. Terlebih lagi bila sampai Allah nyatakan kepada para ahli taurat dan orang-orang Farisi yang nota bene dianggap mafan seluk beluk soal agama. Tapi apa masalahnya? Ada apa dengan cara beribadah mereka? Juga tentang soal persembahan mereka? Bila kita cermati melalu kebenaran firman Tuhan ini, ternyata ada kesalahan mendasar sehingga mereka dimurkai Allah. Mereka memang taat beribadah tanpa cacat. Mereka juga setia memberikan korban persembahan. Tapi masalahnya, mereka mengabaikan sisi lain yang sangat penting yaitu keadilan dan kebenaran. Mereka memeras dan menindas yang miskin dan orang yang lemah. Bahkan tidak mau berdamai dan mengampuni saudaranya. Rick Warren pernah mengatakan, bahwa penyembahan bukanlah sekedar musik atau ritual yang kita lakukan di gereja, tetapi penyembahan adalah sebuah gaya hidup. Penyembahan yang sebenarnya adalah seluruh kehidupan kita yang kita berikan bagi Allah. Tuhan tidak hanya melihat penyembahan kita secara fenomenal atau yang kelihatan saja, tetapi melihat seluruh kehidupan kita, apakah hidup kita sebenarnya menunjukkan kehidupan yang benar dan berkenan di hadapan Allah. Sudahkah kita memperhatikan keadilan dan kebenaran di dalam kehidupan kita? Tuhan membenci dan menolak ibadah bangsa Israel karena kehidupan mereka tidak menunjukkan keadilan dan kebenaran. Mereka mengangkat tangan, menyanyi dan memuji Tuhan, tapi hidup mereka jauh dari keadilan dan kebenaran! Keadilan dan kebenaran adalah dua aspek penting dalam kehidupan. Pertanyaan bagi kita semua sekarang adalah, bagaimanakah sebenarnya hidup yang benar di hadapan Tuhan itu? Bagi Allah yang penting bukanlah rutinitas mereka beribadah (ay.21), bukan korban-korban bakaran dan korban sajian yang dipersembahkan (ay.22), bukan domba gemuk tanpa cacat (ay.22), bukan nyanyian dan tarian kegembiraan sebagai ungkapan penyembahan umat pada khaliknya (ay.23), bukan! Tetapi Allah berkata: “Jauhkanlah semua itu.” Bukan berarti semua itu, yaitu korban, nyanyian dan persembahan tidak penting. Itu semua perlu dan penting, tetapi jika itu semua itu dilakukan di hadapan Allah dengan tidak disertai dengan hidup yang benar dan adil, semuanya akan sia-sia! Tuhan berkata: “Aku membenci, dan menghinakan semua itu” Jika demikian, untuk apa semua ritual ibadah yang kita lakukan? Ternyata, bagi Allah hidup dalam kebenaran dan menyatakan keadilan bagi sesama jauh lebih penting dari hanya sekedar rutinitas ibadadah. Saudara, bagaimana dengan ibadah dan kehidupan kita pada masa ini? Apakah kita sudah menyatakan keadilan dan kebenaran? Jika tidak, maka berarti kita belum beribadah dan hidup secara benar di hadapan Tuhan, kita gagal memberikan penyembahan yang sejati kepada Allah Pencipta langit dan bumi. Setiap orang percaya kepada Kristus memiliki natur sebagai seorang penyembah di hadapan Tuhan. Tapi pertanyaannya, apakah kehidupan kita selama ini menyatakan penyembahan yang benar kepada Tuhan, atau kita hanya menyembah ketika kita ada di gereja? Karena itu mestilah kita mengerti bagaimana penyembahan bisa menjadi penyembahan yang sejati, sebuah penyembahan yang dapat menyenangkan hati Tuhan. Kita semua harus menjadi penyembah yang sejati, we must become the True Worshipper! Setiap kita dipanggil menjadi umat Allah, menjadi umat Allah berarti siap untuk hidup benar di hadapan-Nya, sehingga setiap saudara bukanlah memiliki penyembahan yang sia-sia, tetapi penyembahan yang sejati. Mari bersama-sama belajar untuk menjadi seorang penyembah yang sejati. Penyembah yang sejati adalah mereka yang hidup benar di hadapan Allah. Mereka yang hidup dengan memperhatikan keadilan dan kebenaran, serta mereka yang hidup dengan menjadikan Allah sebagai satu-satunya Tuhan. AMIN! "Pdt.Kristinus Unting".
~Merayakan Perbedaan~ Sesungguhnya aku telah mengerti bahwa Allah tidak membedakan orang (Kisah Para Rasul 10:34) Perbedaan antara Petrus dan Kornelius bak minyak dengan air. Yang satu orang Yahudi, yang satu orang Romawi (secara sosial-politis, posisi mereka berseberangan bahkan bermusuhan). Yang satu orang awam, yang satu centurion (tentara). Dari sisi perhitungan kekuatan: satu lemah, satu kuat karena bersenjata. Namun, ada satu hal yang menyatukan mereka: keduanya mendapat inspirasi dari Roh Kudus. Petrus mendapat penglihatan “aneh” untuk ukuran ke-Yahudi-annya. Sementara Kornelius mendapat pesan untuk mengundang Petrus ke rumahnya, kira-kira tiga jam berselang setelah Petrus mendapatkan visinya yang pertama (ayat 9, 30). Mereka sangat berbeda, tetapi ada ”sesuatu” yang lebih besar dari mereka, yang mempertemukan mereka sehingga keduanya saling meneguhkan. Kisah Kornelius membuat Petrus mengerti maksud dari visi “aneh” yang ia lihat. Penjelasan teologis Petrus membuat Kornelius memahami karya Allah dalam hidup, kematian dan, kebangkitan Yesus. Roh Kudus bekerja melalui perbedaan untuk memperkaya wawasan rohani anak-anak Tuhan. Itu sebabnya Petrus berkata, “Sesungguhnya aku telah mengerti bahwa Allah tidak membedakan orang. Setiap orang dari bangsa mana pun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran berkenan kepada-Nya” (34-35). ------ Barangkali kita tengah bekerja sama dengan orang atau pihak lain yang sama sekali berbeda jenis dan gaya pelayanan. Masing-masing unik. Tak perlu risau. Melalui karya Roh Kudus, Tuhan dapat mempertemukan pengalaman setiap orang yang berlainan untuk saling meneguhkan, juga saling memperkaya pengalaman rohani ROH KUDUS SELALU MEMBANGUN JEMBATAN KASIH DI TENGAH BANYAKNYA PERBEDAAN PRIBADI (sumber:Renungan Harian)
~Pertolongan-Nya selalu Tepat Waktu~ Ayub 10:12....Hidup dan kasih setia Kaukaruniakan kepadaku, dan pemeliharaan- Mu menjaga nyawaku." Pasukan Jepang pernah menembak jatuh sebuah pesawat Amerika yang kemudian jatuh menabrak belukar. Ada 3 orang awak pesawat yang selamat dan tidak mengalami luka apapun. Mereka bisa bertahan hidup selama 10 bulan di hutan belukar yang luas. Mereka mengambil apapun yang dapat mereka ambil dari dalam pesawat, termasuk sebuah cermin kecil. Suatu hari ketika mereka kehabisan makanan, mereka memutuskan untuk pergi memancing di laut. Sesampai di pantai, mereka menemukan sartu kardus ikan kaleng yang dihempaskan gelombang ke pantai. Ikan-ikan kaleng itu berasal dari kapal Jepang yang dibom oleh Amerika. Beberapa waktu kemudian pesawat pengintai Amerika terbang berputar-putar di atas pantai, dan tanpa menunggu ke 3 tentara itu mengeluarkan cermin dan memberi tanda kepada pesawat pengintai tersebut. Sang pilot mengerti tanda yang diberikan melalui cermin itu, sehingga beberapa hari setelah itu, sebuah kapal selam datang pada malam hari untuk menjemput ke 3 tentara itu. Jika kita memperhatikan cerita di atas, ada bagian-bagian yang tidak mungkin terjadi secara kebetulan. Karton yang berisi ikan kaleng yang dihempaskan ombak ke pantai, dan cermin yang diambil oleh tentara tersebut. Semua kejadian yang tersusun dengan baik itu membawa kita pada satu kesimpulan bahwa ada Seseorang yang mengaturnya. Banyak kejadian sehari-hari yang sepertinya terjadi secara kebetulan. Ketika kita diperhadapkan pada kebutuhan mendesak sedang uang sudah tidak ada, tiba-tiba ada saja orang yang datang menawarkan atau bahkan memberikan bantuan. Ketika sedang putus asa atau mengalami kekeringan rohani, ada saja orang yang mengajak untuk mengikuti persekutuan doa, atau membaca buku yang menguatkan iman. Saudaraku, Tuhan mengasihi Anda. Dan Ia mampu menolong Anda di saat yg tepat, sebab Ia tdk pernah terburu2 dan jg tdk pernah terlambat. PertolonganNya selalu TEPAT WAKTU...♥ !
YANG TERUTAMA DI DALAM KEHIDUPAN Hari Minggu di TV ada berita penyanyi Whitney Houston (48 tahun) meninggal hari Sabtu di California. Dia penyanyi terkenal di dunia dengan suara 5 oktaf, yang menyabet 7 Grammy Award, meninggal di malam Grammy Award ke-54. Pada saat doa keluarga siang hari, Roh Kudus mengingatkan saya mengenai Whitney Houston ini, dan kita bertanya kepada Tuhan Yesus apakah dia sekarang ada di surga? Ternyata jawaban Tuhan Yesus sangat tegas: dia ada di neraka. Waktu kita tanya penyebabnya, karena: akar pahit dalam hatinya! Memang menurut berita dia meninggal karena pengaruh narkoba. Dia juga perokok berat yang menyebabkan emfisema. Emfisema adalah kondisi di mana kantung udara/ alveolus paru-paru kehilangan kemampuannya untuk mengembang dan mengempis. Orang yang “membinasakan bait Allah”, maka dia juga akan dibinasakan oleh Allah. Akan tetapi kecanduan narkoba dan rokok bukan penyebab utama dia ditolak oleh Tuhan, tapi karena akar pahit dalam hatinya. Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu. (1 Korintus 3:17) Whitney menikah kedua dengan penyanyi rap Bobby Brown tahun 1992. Dia menikah di puncak kariernya ketika filmnya “Body Guard” bersama Kevin Costner menjadi blockbuster. Pernikahannya ini penuh dengan masalah, yang menyeretnya kecanduan narkoba dan rokok, dan diakhiri dengan perceraian tahun 2007. Semenjak menikah, kariernya mulai surut sampai hari Sabtu dia ditemukan meninggal di kamar hotel di Beverly Hills California. Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat dahulu--bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. (Galatia 5:19-21) Jika sekarang kita membayangkan Whitney yang mengalami penderitaan kekal sengsara di neraka, mungkin pikiran akan teringat dengan semua yang pernah dijalani di dunia. Dia akan berpikir: - "Mengapa aku menyimpan kepahitan hidup dan tidak mau mengampuni orang yang menyakiti hatiku?" - "Semua kekayaan dan ketenaran hidup yang aku miliki dan rasakan ternyata sia-sia belaka." - "Mengapa aku meninggalkan pelayanan sebagai penyanyi gospel gereja dan menjadi penyanyi dunia?" - "Lebih baik melayani sebagai penyanyi gospel yang tidak dikenal, daripada menjadi penyanyi terkenal tapi akhir hidup tersiksa di neraka selamanya ..." Tapi semua penyesalan itu sudah terlambat .... Sekali orang berada di neraka maka dia selama-lamanya tidak akan bisa keluar. Neraka hanya bisa dihindari pada saat manusia masih hidup, bukan setelah mati! Whitney Houston mengingatkan kita satu hal: segala sesuatu yang kita miliki dan banggakan di dunia ini tidak ada artinya apa-apa jika hidup kita berakhir di neraka yang kekal. Hidup di dunia hanya beberapa puluh tahun, tetapi neraka itu kekal selamanya. Seharusnya setiap anak Tuhan TAKUT dan GENTAR membayangkan masuk neraka, sehingga selalu menjaga hidupnya di dalam kekudusan dan menjadi pelaku Firman dengan setia. Pesan Tuhan di akhir jaman ini sangat kuat yaitu: PASTIKAN DIRI SENDIRI UNTUK SELALU MELEKAT KEPADA KASIH KRISTUS! Itu saja! Melekat pada kasih Kristus adalah dengan bertemu setiap hari dengan Tuhan Yesus di dalam pujian, penyembahan dan doa. Setiap hari membaca Firman Tuhan minimal 10 pasal. Merenungkan dan melakukan setiap kebenaran Firman Tuhan dengan setia. Tekun berdoa puasa. Kita sama sekali tidak perlu memikirkan orang lain, pelayanan atau apapun -- jika hati kita belum memiliki jaminan keselamatan kekal. Ada satu pertanyaan yang bisa dijadikan gambaran, apakah kita sudah “melekat” pada kasih Kristus atau belum. Pertanyaan itu adalah: “Kalau saya mati sekarang ini, apakah saya masuk surga?” Jika jawabannya “tidak tahu” atau “ragu-ragu” -- itu artinya belum memiliki hubungan yang melekat dengan Tuhan Yesus. Itu artinya menjadi orang Kristen baru sebatas pengetahuan di akal pikiran dan tidak mengenal Tuhan Yesus secara pribadi. Sekarang ini waktunya kita mulai membangun hubungan pribadi dengan Tuhan Yesus setiap hari - dan melekat erat dengan kasih Kristus. Pada saat kita mengenal Tuhan Yesus dengan pimpinan Roh Kudus, maka Allah Bapa akan mengalirkan berkat keselamatan kepada suami, istri, anak, dan orang-orang yang ada di sekitar kita. Sama sekali tidak ada gunanya jika kita memiliki harta kekayaan dan ketenaran sementara hidup kita berakhir di neraka. Sama sekali tidak ada gunanya kita sibuk pelayanan dan berusaha membuat banyak orang bertobat, jika diri kita sendiri tidak selamat. Jangan sampai kita berdiri di depan takhta Tuhan dan membanggakan pelayanan kita, tapi ternyata kita diusir ke neraka kekal. Bukan setiap orang Kristen masuk surga (orang yang berseru Tuhan-Tuhan di gereja), tapi yang masuk surga adalah anak Tuhan yang hidupnya melekat pada kasih Kristus dan menjadi pelaku Firman yang setia. Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. (Matius 7:21) Tuhan Yesus tidak menginginkan prestasi hidup kita, kehormatan kita bahkan kekayaan kita. Itu semua tidak ada artinya di hadapan Tuhan yang maha kuasa. Yang Dia inginkan adalah : hati kita melekat erat pada hatiNya. Tetap semangat di dalam Kristus GBU
~Komunikasi dengan Tuhan ~ Ketika membahas tentang komunikasi, dunia kita telah menjadi begitu canggih. Hal-hal yang populer seperti SMS, Twitter, dan Facebook mungkin dapat menyebabkan seseorang berpikir bahwa Alkitab itu terlalu kuno. Orang yang tahu banyak tentang teknologi mungkin akan merasa 'kurang berminat' saat membaca Alkitab karena tidak ada suara atau gambar yang bagus. Namun sesungguhnya, ada kuasa yang berteknologi lebih canggih di dalam firman Allah dibandingkan dengan peralatan komunikasi tercanggih yang pernah dikenal dunia kita. Tidak jarang, pendeta mendengar ucapan, “Apa yang Anda sampaikan di khotbah Anda adalah sesuatu yang saya perlukan.” Entah bagaimana, selama waktu khotbah, Allah berbicara kepada hati orang tersebut dengan pesan yang khusus dibuat untuk setiap pribadi. Jika Anda membaca Alkitab dan merasakan bahwa Allah berbicara kepada Anda, pasti Anda tahu apa yang saya maksudkan. Allah telah menghubungkan Anda dengan Roh-Nya yang memberikan pencerahan ke dalam pikiran Anda untuk memahami firman-Nya. Bayangkan Anda mendapatkan kiriman “SMS” langsung dari Pencipta alam semesta yang mengatakan kepada Anda secara tepat apa yang Anda perlukan di saat yang tepat. Secanggih apa pun teknologi di dunia ini, Anda tidak akan pernah mengalami bentuk komunikasi yang lebih dahsyat daripada ini. Bersukacitalah di dalam realitas bahwa “Kita tidak menerima roh dunia, tetapi roh yang berasal dari Allah, supaya kita tahu, apa yang dikaruniakan Allah kepada kita” (1 Kor. 2:12). >>>Alkitab boleh saja usang bentuknya, tetapi kebenarannya akan selalu baru.Berikanku pemahaman, Tuhan.Ketika aku mendengar firman-Mu hari ini,supaya aku dapat sepenuhnya memahami pesan-Mu dan jalan-Mu.Haleluya amin. (sumber:Santapan Rohani).
~Karena Iman~ Karena iman, runtuhlah tembok-tembok Yerikho, setelah kota itu dikelilingi tujuh hari lamanya (Ibrani 11:30) Alkitab kerap menegaskan kepada pembacanya bahwa jalan-jalan Allah “sungguh tak terselami” (Roma 11:33) oleh pikiran manusia. Kisah kejatuhan Yerikho (Yosua 6:2-5) adalah satu contohnya. Mengapa Allah tidak langsung saja meruntuhkan tembok kota itu dengan kekuatan-Nya yang dahsyat? Mengapa harus disuruh-Nya orang Israel mengelilingi kota itu sampai tujuh hari? Apa sulitnya Allah meruntuhkan Yerikho setelah dikelilingi bangsa Israel dalam satu hari saja? Sebagai jawabannya, Ibrani 11:30 menyatakan bahwa waktu tujuh hari itu bersangkut paut dengan iman orang Israel. Artinya, Allah memang berkuasa menumbangkan Yerikho secepat Dia mau, tetapi Dia memutuskan untuk memberi jangka waktu yang agak panjang untuk melatih iman umat-Nya. Jadi, setiap kali orang Israel berjalan keliling dalam tujuh hari itu, tembok-tembok Yerikho yang masih berdiri kokoh menantang iman mereka: Benarkah Allah akan merobohkannya? Syukurlah mereka bersabar dan tidak undur. Tembok-tembok tebal akhirnya runtuh dan penulis Ibrani di kemudian hari dapat bersaksi bahwa itu terjadi “karena iman”. === Saat ini, barangkali Allah tengah membuat Anda melewati waktu yang panjang untuk mencapai sebuah sasaran. Anda yakin Allah ingin Anda mencapai hal itu, tetapi Anda bertanya-tanya mengapa Anda harus melalui waktu yang demikian panjang. Kuatkan hati dengan becermin pada pengalaman bangsa Israel di Yerikho. Allah ingin Anda bersabar, berketetapan hati, dan tidak undur. Bertekunlah, agar pada waktu-Nya, Anda berhasil mencapai sasaran itu “karena iman” (sumber :Renungan Harian)
~Karena Iman~ Karena iman, runtuhlah tembok-tembok Yerikho, setelah kota itu dikelilingi tujuh hari lamanya (Ibrani 11:30) Alkitab kerap menegaskan kepada pembacanya bahwa jalan-jalan Allah “sungguh tak terselami” (Roma 11:33) oleh pikiran manusia. Kisah kejatuhan Yerikho (Yosua 6:2-5) adalah satu contohnya. Mengapa Allah tidak langsung saja meruntuhkan tembok kota itu dengan kekuatan-Nya yang dahsyat? Mengapa harus disuruh-Nya orang Israel mengelilingi kota itu sampai tujuh hari? Apa sulitnya Allah meruntuhkan Yerikho setelah dikelilingi bangsa Israel dalam satu hari saja? Sebagai jawabannya, Ibrani 11:30 menyatakan bahwa waktu tujuh hari itu bersangkut paut dengan iman orang Israel. Artinya, Allah memang berkuasa menumbangkan Yerikho secepat Dia mau, tetapi Dia memutuskan untuk memberi jangka waktu yang agak panjang untuk melatih iman umat-Nya. Jadi, setiap kali orang Israel berjalan keliling dalam tujuh hari itu, tembok-tembok Yerikho yang masih berdiri kokoh menantang iman mereka: Benarkah Allah akan merobohkannya? Syukurlah mereka bersabar dan tidak undur. Tembok-tembok tebal akhirnya runtuh dan penulis Ibrani di kemudian hari dapat bersaksi bahwa itu terjadi “karena iman”. === Saat ini, barangkali Allah tengah membuat Anda melewati waktu yang panjang untuk mencapai sebuah sasaran. Anda yakin Allah ingin Anda mencapai hal itu, tetapi Anda bertanya-tanya mengapa Anda harus melalui waktu yang demikian panjang. Kuatkan hati dengan becermin pada pengalaman bangsa Israel di Yerikho. Allah ingin Anda bersabar, berketetapan hati, dan tidak undur. Bertekunlah, agar pada waktu-Nya, Anda berhasil mencapai sasaran itu “karena iman” (sumber :Renungan Harian)
~Karena Iman~ Karena iman, runtuhlah tembok-tembok Yerikho, setelah kota itu dikelilingi tujuh hari lamanya (Ibrani 11:30) Alkitab kerap menegaskan kepada pembacanya bahwa jalan-jalan Allah “sungguh tak terselami” (Roma 11:33) oleh pikiran manusia. Kisah kejatuhan Yerikho (Yosua 6:2-5) adalah satu contohnya. Mengapa Allah tidak langsung saja meruntuhkan tembok kota itu dengan kekuatan-Nya yang dahsyat? Mengapa harus disuruh-Nya orang Israel mengelilingi kota itu sampai tujuh hari? Apa sulitnya Allah meruntuhkan Yerikho setelah dikelilingi bangsa Israel dalam satu hari saja? Sebagai jawabannya, Ibrani 11:30 menyatakan bahwa waktu tujuh hari itu bersangkut paut dengan iman orang Israel. Artinya, Allah memang berkuasa menumbangkan Yerikho secepat Dia mau, tetapi Dia memutuskan untuk memberi jangka waktu yang agak panjang untuk melatih iman umat-Nya. Jadi, setiap kali orang Israel berjalan keliling dalam tujuh hari itu, tembok-tembok Yerikho yang masih berdiri kokoh menantang iman mereka: Benarkah Allah akan merobohkannya? Syukurlah mereka bersabar dan tidak undur. Tembok-tembok tebal akhirnya runtuh dan penulis Ibrani di kemudian hari dapat bersaksi bahwa itu terjadi “karena iman”. === Saat ini, barangkali Allah tengah membuat Anda melewati waktu yang panjang untuk mencapai sebuah sasaran. Anda yakin Allah ingin Anda mencapai hal itu, tetapi Anda bertanya-tanya mengapa Anda harus melalui waktu yang demikian panjang. Kuatkan hati dengan becermin pada pengalaman bangsa Israel di Yerikho. Allah ingin Anda bersabar, berketetapan hati, dan tidak undur. Bertekunlah, agar pada waktu-Nya, Anda berhasil mencapai sasaran itu “karena iman” (sumber :Renungan Harian)
~Dipanggil & Diutus~ Musa berkata: ”Ah, Tuhan, utuslah kiranya siapa saja yang patut Kauutus” (Keluaran 4:13) Jika Tuhan memanggil seseorang untuk melayani, dengan berbicara langsung dan memberi penglihatan, bagaimana kira-kira tanggapan orang itu? Mestinya, ia takkan ragu lagi mengorbankan hidupnya menjalani panggilan itu, meski penuh tantangan, bukan? Namun, lihatlah Musa. Secara ajaib Tuhan menampakkan diri di Gunung Horeb dan memanggil Musa untuk membebaskan Israel. Musa takut, gentar, dan terpesona ketika berhadapan dengan Tuhan (ayat 6). Namun, Musa menolak panggilan itu. Mengapa? Pertama, Musa tidak yakin Israel masih mengenal Allahnya dan percaya Allah masih peduli. Kedua, Musa tak yakin Israel percaya ia berjumpa Allah yang mengutusnya. Ketiga, Musa tak yakin mampu memimpin Israel yang ”tegar tengkuk”. Perasaan tak mampu menghalanginya melihat kuasa Allah yang bisa bekerja melaluinya. Keempat, Musa tak ingin zona nyamannya kembali terusik demi membebaskan Israel yang tak tahu balas budi (lihat Keluaran 2:11-22). Namun, dengan sabar Tuhan meneguhkan panggilan-Nya; memberi kuasa kepada Musa untuk berkata-kata dan melakukan banyak mukjizat; bukti bahwa Tuhanlah yang mengutus dan menyertainya. Apakah Anda sedang bergumul menjawab sebuah undangan pelayanan? Mungkin pelayanan itu menuntut pengorbanan waktu, tenaga, perasaan. Tak mendatangkan keuntungan materi, malah sebaliknya. Tak mendatangkan gengsi, sebab hanya memperhatikan mereka yang kecil dan terpinggirkan. Relakah Anda meresponsnya? Ingatlah bahwa Allah telah melayani Anda lebih dulu dengan memberikan Yesus Kristus mati di kayu salib menjadi tebusan bagi hidup Anda yang berdosa. Apakah balasan Anda kepada-Nya? TUHAN TELAH MEMBERIKAN SEGALANYA BAGI KITA MAKA, APAKAH YANG PANTAS KITA TAHANKAN TERHADAP-NYA? (sumber:Renungan Harian)
~Pengharapan~ Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. (Mazmur 23:4). Jalan kuno dari Yerusalem ke Yerikho adalah jalan yang sempit, berbahaya, dan terbentang di sepanjang jurang yang dalam di hutan belantara Yudea. Nama jalan ini adalah Wadi Kelt, tetapi lebih dikenal dengan sebutan lembah kekelaman. Inilah lokasi yang menjadi sumber inspirasi Mazmur 23 dari Daud. Lokasi aslinya hanya memberikan sedikit alasan untuk menggubah puisi pengharapan ini. Pemandangannya suram, gersang, dan curam mengerikan. Ini merupakan tempat yang cocok bagi para pencuri, tidak aman bagi orang kebanyakan. Ketika Daud menulis, “Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya” (ay.4), ia sedang berada di tempat di mana kejahatan yang sebenarnya terjadi. Namun, ia tidak mau menyerah terhadap rasa takutnya. Daud tidak menyatakan pengharapan bahwa Allah akan menghapus kejahatan sehingga ia dapat melaluinya dengan aman; ia mengatakan bahwa kehadiran Allah memberinya rasa percaya diri untuk melewati tempat-tempat yang sulit tanpa rasa takut bahwa ia akan ditinggalkan oleh-Nya. Dalam mazmur lainnya, Daud mengatakan bahwa Allah adalah harapannya (ebab Engkaulah harapanku, ya Tuhan, kepercayaanku sejak masa muda, ya Allah.Mzm 71:5). Banyak orang menyatakan bahwa mereka memiliki pengharapan, tetapi hanya orang-orang yang berharap kepada Kristus dapat menyatakannya dengan pasti. Pengharapan bukan berasal dari kekuatan, kepandaian, atau keadaan yang disukai, tetapi berasal dari Tuhan. Sebagai Pencipta surga dan dunia, hanya Dia yang berhak menjanjikan pengharapan dan kuasa untuk menggenapi janji-Nya. ~Pengharapan orang Kristen adalah suatu hal yang pasti karena pengharapan ini beralaskan pada Kristus~. Tuhan Yesus Kristus memberkati kita semua..amin
~Miliki Yesus~ Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau. —Ibrani 13:5b Di dalam sebuah ibadah penginjilan di Irlandia, pembicaranya menjelaskan apa artinya tinggal di dalam Kristus dan percaya sepenuh kepada-Nya di dalam setiap pencobaan. Ketika menyimpulkan khotbahnya, ia berulang kali mengatakan, “Ini berarti bahwa dalam keadaan apa pun, Anda bisa terus berkata, ‘Karena itulah, aku memiliki Yesus.’” Kemudian, kesempatan untuk bersaksi diberikan pada ibadah itu. Seorang wanita muda berkata, “Beberapa menit yang lalu, aku menerima telegram ini, yang berbunyi, ‘Ibu sakit parah; pulang dengan kereta secepatnya.’ Saat membaca pesan ini, aku sadar bahwa khotbah yang disampaikan pada malam ini ditujukan bagiku. Hatiku melonjak dan berkata, ‘Karena itulah, aku memiliki Yesus.’ Seketika itu juga rasa damai dan kekuatan memenuhi jiwaku.” Sekitar tiga atau empat minggu kemudian, penginjil tersebut menerima surat dari wanita yang memberikan kesaksian tadi, yang mengatakan, “Terima kasih sekali lagi untuk khotbah yang Anda sampaikan hari itu. Hidupku kini terus-menerus menjadi mazmur kemenangan yang tiada henti, karena aku telah menyadari bahwa apa pun yang terjadi di dalam kehidupan, oleh karena itulah, aku memiliki Yesus.” Wanita yang percaya kepada Kristus ini telah menemukan di dalam Juruselamatnya, seorang Pribadi yang akan bersamanya untuk “menempuh api dan air,” dan “mengeluarkannya sehingga bebas” (Mzm. 66:12). Jika Anda mengalami pencobaan atau penderitaan besar, ingatlah—karena itulah, Anda memiliki Yesus! Aku temukan tempat perlindungan di dalam Yesus, Aku bersembunyi di dalam kasih-Nya yang ilahi; Dia sepenuhnya memahami kerinduan jiwaku yang terdalam Dengan lembut Dia membisikkan, “Kau milik-Ku.” —Christiansen Jika di tiap situasi kita tinggal di dalam Kristus, kita akan merasakan Kristus tinggal bersama kita di tiap situasi. (sumber:Santapan Rohani)
~Goa & Matahari~ Alkisah suatu hari terjadi percakapan menyombongkan diri di antara Goa dan Matahari. Goa berkata: "Akulah sumber kegelapan. Barangsiapa yang mendekat kepadaku pasti akan mengalami kegelapan yang luar biasa. Tidak ada alasan baginya untuk lepas dariku. Pasti tidak ada yang mampu mengalahkan aku di dalam dunia ini. Akulah raja di atas segala raja, yakni raja kegelapan. Karena itu, jika seseorang berani mencoba masuk, pasti akan tersesat di dalamku." Selesai mengatakan demikian. Sekaranglah giliran Matahari menyatakan siapa dirinya yang sesungguhnya. "Akulah sumber terang, tegas Matahari meyakinkan. Barangsiapa yang mendekat kepadaku pasti akan mengalami terang. Tidak ada yang mampu mengalahkan terangku." Mendengar pernyataan tersebut, Goa ternyata tidak mau kalah dan sangat keberatan menerima pernyataan yang disampaikan Matahari tersebut. Karena itulah mereka memutuskan untuk saling mengundang dan adu kekuatan. Kemudian diadakan pertandingan..,Matahari mengundang Goa datang ke tempatnya. Dengan senang hati, Goa menerima tawaran ini. Tidak lama menunggu, Goa pun mulai beraksi dan langsung terbang menuju ke Matahari. Ketika terbang, semakin dekat dengan Matahari semakin teranglah Goa yang tadinya gelap gulita. Bahkan, ketika tiba di tempat Matahari, Goa yang tadinya begitu gelap, berubah menjadi terang benderang. Gelap yang tadinya pekat, berubah menjadi terang yang sungguh luar biasa. Setelah kejadian itu, Goa yang tadinya mengaku sumber kegelapan protes luar biasa. Pikirnya, mungkin karena dialah yang ke Matahari..kemudian Goa mengajukan syarat agar Mataharilah yang harus masuk ke dalam Goa nya dan gelapnya tidak mungkin lenyap. Undangan itupun diterima dengan senang hati. Mataharipun langsung menuju ke tempat dimana goa berada.Begitu sampai di lembah tempat Goa, goa yang tadinya gelap gulita, berubah menjadi terang benderang bekilau kilau karena cahaya Matahari yang menyinarinya..,dan Goa pun mengaku kalah atas pertandingan ini.:) ==== Saudara,kisah dongeng di atas dapat menjadi sumber inspirasi bagi kita bahwa .., di mana ada terang, di situ kegelapan lenyap. Terang sekecil apapun dapat mengusir kegelapan yang paling pekat. Ingatlah kita adlh Anak-Anak Terang..hendaknya terang kita bercahaya di dalam hidup kita, agar setiap yang melihat setiap perbuatan & ucapan kita yang baik akan ikut memuliakan Bapa yang di sorga. >>Karena itu perhatikanlah supaya terang yang ada padamu jangan menjadi kegelapan.Jika seluruh tubuhmu terang dan tidak ada bagian yang gelap, maka seluruhnya akan terang, sama seperti apabila pelita menerangi engkau dengan cahayanya.(Lukas 11:35-36) >>Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup."(Yoh 8:12).
~Kabar Baik~ Tidak patut yang kita lakukan ini. Hari ini ialah hari kabar baik, tetapi kita ini tinggal diam saja. —2 Raja-raja 7:9 Kawan saya dari Australia yang bernama Graham tidak lahir dengan kondisi buta. Graham menjadi buta karena kecelakaan aneh yang terjadi pada waktu ia berumur 9 tahun. Namun, ia tidak pernah mengasihani dirinya sendiri. Ke mana pun ia pergi, ia selalu menceritakan betapa berartinya Yesus baginya. Perjalanan terakhirnya adalah ke Thailand sebagai ahli fisioterapi. Selain mempraktekkan keahlian profesionalnya di Thailand, Graham juga ingin menceritakan tentang Injil Kristus. Keempat orang kusta di 2 Raja-raja 7 juga punya kabar baik untuk diceritakan. Mereka telah pergi ke perkemahan orang Aram dan mendapati perkemahan itu telah ditinggalkan. Setelah mengenyangkan diri dengan makanan dan mengambil barang-barang jarahan, mereka mengingat penduduk di Samaria yang kelaparan, setelah dikepung oleh orang Aram. Respons mereka adalah: “Tidak patut yang kita lakukan ini. Hari ini ialah hari kabar baik, tetapi kita ini tinggal diam saja” (ay.9). Lalu, mereka pergi dan memberitahukan kabar baik ini kepada penduduk Israel. Meskipun memiliki kekurangan jasmani dan sosial, baik Graham dan keempat orang kusta tersebut tetap memikirkan tentang orang lain. Mereka bersyukur atas apa yang telah mereka temukan dan menganggap hal tersebut terlalu baik untuk disimpan sendiri. Apakah Anda mengenal seseorang yang perlu mengetahui apa yang telah dilakukan Yesus? Jangan membuat alasan bahwa Anda tidak mempunyai kemampuan apa-apa. Namun, ceritakan kabar baik tentang apa yang telah dilakukan Allah di dalam hidup Anda, dan hidup Anda akan memiliki tujuan baru. === Tolong kami, Tuhan, untuk menjadi tali penyelamat Bagi dunia yang sekarang ini sekarat, Membawa harapan bagi orang-orang tak berpengharapan, Memberi tahu mereka bahwa Kristus adalah jalan. ~Ketika kita bersyukur atas apa yang kita miliki, kita pasti ingin menceritakannya kepada orang lain~. (Sumber: Santapan Rohani)
~Dua Penyamun & Satu Kristus~ Dua orang, pada satu tempat, satu waktu, dihadapkan pada hal yang sama, ternyata bisa membuat dua keputusan berbeda. Ini terjadi pada dua penyamun yang disalibkan bersama Yesus. Masing-masing di samping kiri dan kanan-Nya. Mereka menerima hukuman itu karena kejahatan yang sudah mereka lakukan. Sebelum sampai ke salib, kedua penyamun ini mungkin sudah malang-melintang di dunia kejahatan. Namun, aha, siapa lelaki di tengah ini? Apa kejahatan yang Dia perbuat? Mengapa Dia diam ketika disesah sedemikian rupa? Benarkah Dia menyebut diri-Nya Raja? Penyamun pertama menghujat Yesus. Mungkin ia berpikir, jika orang yang berbuat baik dan berbuat jahat sama saja nasibnya, untuk apa menyusahkan diri dengan sedikit kebaikan dan empati? Penyamun kedua, walau awalnya menghujat, tertegun dengan sosok Yesus. Ada kepasrahan dan sikap koreksi diri darinya. Ada keyakinan bahwa kebenaran itu tetap ada walaupun tersangkut di tiang salib: Yesus tak bersalah. Saya bersalah. Kepada Yesus, penyamun kedua menyampaikan permintaanya: “Yesus, ingatlah aku, apabila Engkau datang sebagai Raja.” Ia hanya meminta Yesus mengingatnya. Itu lebih dari cukup baginya. Namun, Yesus memberi jauh melebihi yang ia minta. Tidak sekadar mengingat, tetapi hari itu juga ia bersama dengan Yesus di Firdaus. Dua orang, satu waktu, satu tempat, satu kejadian, memandang satu Yesus. Apa yang mereka lihat dalam diri Yesus bisa berbeda satu sama lain, tetapi orang yang memilih yang terbaik, sudah bersama-sama dengan Yesus di Firdaus hari itu juga. Bagaimana dengan kita? BISA ADA BANYAK PANDANGAN ORANG TERHADAP YESUS NAMUN YANG PENTING: BAGAIMANA KITA MEMANDANG YESUS? (sumber: Renungan Harian)
~Jatuh Cinta~ Janji-Mu sangat teruji, dan hamba-Mu mencintainya (Mazmur 119:140) Suatu hari saya bertanya kepada murid-murid saya yang masih remaja, apa yang mereka ketahui atau rasakan tentang jatuh cinta. Dengan malu-malu, mereka memberi beragam jawaban. Ada yang mengatakan itu adalah perasaan suka yang mendalam, sesuatu yang membuat hati senang sekaligus berharap cemas, kerinduan untuk selalu dekat dengan orang yang dicintai, munculnya usaha untuk mengetahui hal-hal yang disukai dan menyenangkan hatinya. Seorang murid bercerita sambil tersenyum tentang dampaknya: “… ia hanya menyapa saya tadi pagi, tetapi hati saya senang sekali hingga saya bersemangat sepanjang hari.” Pemazmur sedang jatuh cinta. Ia jatuh cinta pada hukum-hukum, peringatan-peringatan, janji-janji, kebenaran-kebenaran, dan perintah-perintah Tuhan. Ada perasaan suka yang mendalam dan kerinduan untuk mencari tahu apa yang Tuhan kehendaki. Pemazmur juga mengaku kerap mengalami kesesakan dan kesusahan, tetapi semuanya itu tidak mengalahkan kecintaannya pada firman Tuhan. Sebab, pengertiannya akan firman Tuhan itu membuatnya hidup. Apakah kita juga seperti pemazmur saat membaca dan merenungkan firman Tuhan hari ini? Barangkali selama ini kita membaca Alkitab secara sambil lalu; merenungkan firman Tuhan dengan terburu-buru; menjalani waktu teduh apabila sempat; dan berdoa hanya apabila belum mengantuk. Mari mengarahkan diri kita untuk jatuh cinta sekali lagi pada firman Tuhan sehingga hati kita digetarkan oleh ketetapan, janji, dan perintah-Nya yang membuat kita hidup. Sapaan-Nya yang jelas dan lugas setiap hari akan membuat hidup kita lebih bermakna. KITA TIDAK PERNAH BERTEPUK SEBELAH TANGAN APABILA JATUH CINTA PADA FIRMAN TUHAN (sumber : Renungan Harian)
~Harta dalam Bejana Tanah Liat~ Harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami. —2 Korintus 4:7 Diceritakan bahwa Kekaisaran Romawi membutuhkan banyak minyak zaitun. Minyak ini dipakai untuk memasak, mandi, pengobatan, beragam upacara, sumber penerangan, dan kosmetik. Selama puluhan tahun, minyak zaitun dari Spanyol selatan dikirim dengan kapal ke Roma di dalam bejana-bejana tanah liat besar yang disebut amphorae. Bejana-bejana ini, yang tidak berharga untuk dikirim kembali ke Spanyol, dibuang menjadi timbunan pecahan-pecahan bejana yang terus menumpuk yang disebut Monte Testaccio. Diperkirakan ada 25 juta pecahan amphorae yang membentuk bukit buatan, yang masih berdiri sampai sekarang di tepi Sungai Tiber di Roma. Di dunia kuno, bejana-bejana tersebut bukan dinilai karena keindahan bentuknya, tetapi karena isinya. Oleh sebab itu, para pengikut Kristus di abad permulaan dapat memahami dengan jelas perumpamaan yang diberikan oleh Paulus tentang bagaimana Yesus hidup di dalam diri setiap orang beriman. “Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami” (2 Kor. 4:7). Tubuh-tubuh kita, seperti amphorae, bersifat sementara, rapuh, dan akan usang. Di dunia modern, kita yang sangat menjunjung tinggi keindahan penampilan luar, akan menjadi bijak, jika mengingat bahwa harta terbesar kita adalah Yesus yang hidup di dalam kita. Oleh anugerah dan kuasa Allah, kiranya kita dapat hidup sedemikian rupa sehingga banyak orang dapat melihat Kristus di dalam diri kita. >Kita hanyalah bejana-bejana tanah liat. Yesus adalah harta sejati di dalam diri kita. < Sekalipun tubuhku semakin hancur, Tetapi manusia batinku diperbarui setiap hari, Karena kehidupan dan kuasa Kristus Berdiam di dalam bejana tanah liat yang rapuh ini. (sumber :Santapan Rohani)
~Lengan Yang Kekal~ Allah yang abadi adalah tempat perlindunganmu, dan di bawahmu ada lengan-lengan yang kekal. —Ulangan 33:27 Apakah Anda pernah bermimpi terjatuh dari tempat tidur atau dari suatu tempat yang sangat tinggi, dan tiba-tiba Anda terbangun di dalam ketakutan? Saya ingat ketika saya masih kanak-kanak, saya sering tiba-tiba terbangun karena mengalami ketakutan seperti itu. Saya pernah mendengar cerita tentang seorang pria yang mengalami mimpi ini segera setelah ia tertidur pulas. Ia tiba-tiba terbangun karena perasaan mau jatuh sehingga ia tidak berani tidur lagi. Ia takut, kalau-kalau ia akan mati, dan ia membayangkan dirinya sedang terjatuh ke sebuah lubang yang tanpa dasar. Suatu malam ketika berjalan-jalan melewati pemakaman, ia melihat tulisan ini di batu nisan: Di Bawahmu Ada Lengan-Lengan Kekal Perkataan ini mengingatkan pria ini bahwa ketika orang percaya meninggal, mereka akan dibawa Tuhan hingga tiba di rumah mereka di surga. Ia teringat tentang keyakinan pemazmur, “Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku” (Mzm. 23:4). Pria yang tadinya ketakutan itu menyadari bahwa baik ketika hidup maupun mati—dan bahkan ketika tidur—“lengan-lengan kekal” dari Tuhan kita terkasih akan terus memegang dan menopang kita. Malam itu, ia dapat menyanyikan syair yang dipelajarinya semasa ia masih kanak-kanak, “ Ajarku hidup agar aku tak takut lagi pada kematian!” Akhirnya, ia dapat tertidur tanpa rasa takut. >>Aku dapat mengandalkan JuruselamatkuKetika kutakut dengan kekhawatiran dunia;Tak ada tempat beristirahat yang lebih amanSelain pada lengan-lengan-Nya yang kekal. —Hess Anda dapat mempercayai Allah baik di dalam gelap maupun terang. (sumber:Santapan Rohani)
~Kuasa Pujian~ Tuhan telah mengurapi aku . . . untuk mengaruniakan kepada mereka perhiasan kepala ganti abu, minyak untuk pesta ganti kain kabung. —Yesaya 61:1,3 Pujian itu berkuasa! Saat pendeta berkebangsaan Skotlandia, Robert Murray McCheyne, bermasalah dengan kebekuan hati terhadap segala sesuatu tentang Tuhan, ia akan menyanyikan puji-pujian bagi Allah sampai ia merasa dibangkitkan lagi rohnya. Mereka yang tinggal serumah dengannya sering dapat mengatakan jam berapa McCheyne bangun karena ia selalu memulai harinya dengan menaikkan mazmur pujian. Suatu hari, saat McCheyne sedang mempersiapkan hatinya untuk berkhotbah, di dalam jurnalnya ia menuliskan, “Apakah hatiku rindu untuk dikuduskan secara menyeluruh? . . . Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu . . . Aku sudah merasakan begitu banyak kematian dan dukacita sehingga aku tak bisa lagi berduka atas kematian ini. Menjelang malam, aku bersemangat lagi. Mengalami ketenangan roh melalui [pujian mazmur] dan doa.” McCheyne telah dipulihkan dengan memuji Tuhan. Mungkin Anda merasa seolah-olah terperosok di dalam sesuatu yang disebut John Bunyan sebagai “rawa tanpa pengharapan”. Naikkan pujian bagi Tuhan. Sang Pemazmur berkata, “Aku hendak menyanyikan kasih setia Tuhan selama-lamanya” (89:2). Ketika kita melakukannya, pujian bukan hanya mengalir dari bibir kita, tetapi juga dari hati kita. Tuhan senang memberikan “minyak untuk pesta ganti kain kabung, nyanyian puji-pujian ganti semangat yang pudar” (Yes. 61:3). Ya, “bermazmur bagi Allah kita itu baik”—di setiap waktu (Mzm. 147:1). —PVG Jiwa, puji Raja Sorga,Bawa persembahanmu,Engkau ditebus-Nya juga,Sampai hidupmu sembuh. —Lyte(Nyanyian Rohani GMI, No. 38) Jika merasakan roh Anda berbeban berat, kenakanlah jubah pujian. (sumber:Santapan Rohani)
~Heroik~ Tuhan yang telah melepaskan aku dari cakar singa dan dari cakar beruang, Dia juga akan melepaskan aku dari tangan orang Filistin itu (1 Samuel 17:37) Majalah Tempo edisi khusus tokoh pilihan menulis tentang sembilan pahlawan dari tanah bencana. Dan, salah satu tokoh yang ditulis di situ adalah Ferry Imbiri, seorang guru SD Inpres Wasior. Kisah heroiknya dicatat bukan hanya karena ia mengambil keputusan meliburkan anak-anak tatkala melihat air sungai meluap, tiga puluh menit sebelum bencana air bah menimpa Wasior. Akan tetapi, juga keberaniannya mengarungi derasnya air dengan menggandeng tujuh orang di tangannya. Di dalam Alkitab juga ada seseorang yang memiliki sikap heroik, yaitu Daud. Anak bungsu Isai, yang masih sangat muda dan tentu perawakannya belum sebesar atau segagah kakak-kakaknya yang menjadi barisan tentara Saul. Akan tetapi, di tengah ketakutan yang melanda seluruh tentara Israel karena digertak oleh Goliat, Daud memberanikan diri untuk maju melawan sang pahlawan dari negeri Filistin. Daud maju bukan karena ia nekat atau sok berani, apalagi berharap upah atau penghargaan, melainkan ia maju karena tidak terima melihat bangsanya—barisan tentara Allah—diolok-olok sedemikian rupa. Berangkat dari hati yang seperti inilah akhirnya Daud tampil menjadi sosok heroik di Israel. Seorang yang berjiwa heroik masih terus dibutuhkan hingga saat ini. Seseorang yang menolong orang lain tanpa memedulikan keuntungan apa yang akan ia peroleh. Seseorang yang sama sekali tidak mengharap pujian atas perbuatan baiknya, apalagi memanfaatkan kesempatan untuk keuntungan diri sendiri di tengah kesempitan yang dialami orang lain. Seseorang yang bangkit menolong yang lain karena hatinya mengasihi Tuhan dan sesama —RY TOLONGLAH ORANG TANPA PAMRIH ITULAH SIKAP HATI PAHLAWAN YANG SESUNGGUHNYA (sumber :Renungan Harian)
~Magic Eye~ Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia. —Ibrani 11:6 Salah seorang keponakan saya membawa buku Magic Eye (Ilusi Mata) ke suatu acara pertemuan keluarga. Gambar-gambar yang terdapat di dalamnya terlihat seperti pola dua dimensi biasa, tetapi ketika dilihat dengan cara tertentu, permukaan yang datar tersebut terlihat berubah menjadi gambar tiga dimensi. Kami bergantian mencoba untuk melatih mata kami untuk membuat gambar tiga dimensi itu muncul. Salah seorang anggota keluarga kami mengalami kesulitan untuk melihat gambar tiga dimensi tersebut. Beberapa kali saya memperhatikan bahwa ia membuka buku tersebut, melihatnya dari segala arah dan jarak yang berbeda. Namun, walaupun ia tidak dapat melihat gambar yang tersembunyi itu, ia percaya bahwa gambar tersebut memang ada karena yang lain dapat melihatnya. Ketekunannya membuat saya berpikir tentang pentingnya memiliki keuletan yang sama dalam hal iman. Bahaya dialami oleh mereka yang ragu ketika mereka berhenti mencari Allah karena mereka meyakini bahwa Dia tidak dapat ditemukan. Musa memperingatkan bangsa Israel bahwa generasi mereka mendatang akan berpaling dari Allah. Namun, Musa menjanjikan bahwa mereka yang mencari Allah dengan segenap hati dan jiwa akan menemukan- Nya (Ul. 4:29). Kitab Ibrani menegaskan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia (11:6). Jika Anda bergumul untuk percaya, ingatlah: Hanya karena Anda tidak dapat melihat Allah tidak berarti bahwa Dia tidak ada. Dia berjanji bahwa Dia akan dapat ditemukan oleh mereka yang mencari-Nya. —JAL Aku mencari dengan segenap hati untuk mengetahui, Apakah Allah benar-benar ada; Karena kebaikan-Nya, Dia menyatakan diri-Nya, Belas kasihan, kasih, dan pemeliharaan-Nya. —Cetas ~Karena Allah itu besar, Dia akan dicari; karena Allah itu baik, Dia akan ditemukan~ (sumber:Santapan Rohani)
~Magic Eye~ Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia. —Ibrani 11:6 Salah seorang keponakan saya membawa buku Magic Eye (Ilusi Mata) ke suatu acara pertemuan keluarga. Gambar-gambar yang terdapat di dalamnya terlihat seperti pola dua dimensi biasa, tetapi ketika dilihat dengan cara tertentu, permukaan yang datar tersebut terlihat berubah menjadi gambar tiga dimensi. Kami bergantian mencoba untuk melatih mata kami untuk membuat gambar tiga dimensi itu muncul. Salah seorang anggota keluarga kami mengalami kesulitan untuk melihat gambar tiga dimensi tersebut. Beberapa kali saya memperhatikan bahwa ia membuka buku tersebut, melihatnya dari segala arah dan jarak yang berbeda. Namun, walaupun ia tidak dapat melihat gambar yang tersembunyi itu, ia percaya bahwa gambar tersebut memang ada karena yang lain dapat melihatnya. Ketekunannya membuat saya berpikir tentang pentingnya memiliki keuletan yang sama dalam hal iman. Bahaya dialami oleh mereka yang ragu ketika mereka berhenti mencari Allah karena mereka meyakini bahwa Dia tidak dapat ditemukan. Musa memperingatkan bangsa Israel bahwa generasi mereka mendatang akan berpaling dari Allah. Namun, Musa menjanjikan bahwa mereka yang mencari Allah dengan segenap hati dan jiwa akan menemukan- Nya (Ul. 4:29). Kitab Ibrani menegaskan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia (11:6). Jika Anda bergumul untuk percaya, ingatlah: Hanya karena Anda tidak dapat melihat Allah tidak berarti bahwa Dia tidak ada. Dia berjanji bahwa Dia akan dapat ditemukan oleh mereka yang mencari-Nya. —JAL Aku mencari dengan segenap hati untuk mengetahui, Apakah Allah benar-benar ada; Karena kebaikan-Nya, Dia menyatakan diri-Nya, Belas kasihan, kasih, dan pemeliharaan-Nya. —Cetas ~Karena Allah itu besar, Dia akan dicari; karena Allah itu baik, Dia akan ditemukan~ (sumber:Santapan Rohani)
~ Hidup Berkelimpahan ~ Karena dari kepenuhan- Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia. —Yohanes 1:16 Selama perayaan Tahun Baru Imlek, ada kata-kata tertentu yang biasa digunakan baik dalam tulisan maupun percakapan. Satu kata yang sering muncul tersendiri adalah kata penuh yang berarti “kelimpahan” dan ini digunakan untuk mendoakan supaya seseorang mengalami kemakmuran materi sepanjang tahun yang akan datang. Musa mengatakan kepada bangsa Israel tentang kekayaan dan kemakmuran yang akan mereka nikmati di tanah Kanaan sebelum mereka memasukinya (Ul. 8:7-9). Mereka akan memiliki segala sesuatu yang mereka butuhkan dan bahkan lebih banyak lagi. Namun, ia memperingatkan mereka tentang bahaya dari melupakan bahwa Allah saja, satu-satunya Pribadi yang telah membebaskan mereka dari Mesir dan melindungi mereka di sepanjang perjalanan, yang telah memberikan kepada mereka kelimpahan tersebut (ay.11). Oleh karena itu, Musa memerintahkan kepada mereka, “Tetapi haruslah engkau ingat kepada Tuhan, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan” (ay.18). Tentu saja “kekayaan” bukan hanya bersifat materi. Segala sesuatu yang Anda miliki adalah dari Allah. Tuhan Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Aku datang, supaya [engkau] mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan” (Yoh. 10:10). Kita juga mungkin tergoda untuk melupakan bahwa Tuhanlah yang telah memberkati kita dan memenuhi segala kebutuhan kita. Hidup kita akan mengalami kepenuhan, kelimpahan, dan kepuasan, hanya ketika kita menjalin hubungan dengan Yesus Kristus. —CPH Engkau satu-satunya Hidup yang sejati, Mengenal-Mu berarti menjalani hidup Hidup yang lebih berkelimpahan Yang tak pernah bisa diberikan oleh dunia. Jangan sampai berlimpahnya pemberian Allah menyebabkan Anda melupakan Sang Pemberi. (sumber:Santapan Rohani)
~Diberkati untuk menjadi berkat ~ “...olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat” (Kejadian 12:3) Hari ini Tahun Baru Imlek 2563. Warna merah dan kembang api mewarnai berbagai tempat. Konon, inilah cara orang menakut-nakuti Nián, raksasa yang muncul akhir musim dingin untuk memakan hasil panen, ternak, dan manusia. Kebudayaan Tiongkok adalah bagian kekayaan budaya dari sekitar 16.696 suku bangsa di dunia. Suku Tionghoa sendiri merupakan kelompok suku dengan populasi terbesar. Tiap kali melihat keragaman suku bangsa, saya teringat akan perjanjian Tuhan dengan Abraham. Sebuah janji berkat yang meliputi negeri dan keturunan, penyertaan dan perlindungan, dan berkaitan dengan tanggung jawab menjadi berkat bagi semua kaum di muka bumi (ayat 1-3). Janji dan tanggung jawab itu kini berlaku pada kita! Perjanjian Baru menyatakan bahwa kita yang hidup oleh iman adalah anak-anak Abraham. Di dalam Yesus Kristus, berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain (Galatia 3:6-7,14). Dalam perayaan terbesar orang Tionghoa ini marilah kita menaikkan doa kepada Tuhan secara khusus agar makin banyak orang dari suku bangsa tersebut menjadi “anak-anak Abraham”, sehingga mereka juga mendapat berkat terbesar yang akan membawa mereka sebagai bagian dari semua suku dan bahasa yang memuliakan Tuhan sepanjang kekekalan (Wahyu 5:9) —JOO MARI MENGASIHI DAN MENDOAKAN SUKU-SUKU BANGSA SEHINGGA SELURUH BUMI MENINGGIKAN KRISTUS RAJA (sumber:Renungan Harian)
~Mengutamakan Keluarga~ Kasihilah istrimu seperti dirimu sendiri dan istri hendaklah menghormati suaminya (Efesus 5:33b) Chris Spielman adalah pemain bola kenamaan di Liga Nasional Amerika. Publik selalu menantikan penampilannya. Suatu hari, menjelang dimulainya musim kompetisi, datang berita bahwa istrinya mengidap kanker. Spielman memutuskan untuk berhenti bermain demi bisa merawat istrinya. Banyak pihak kecewa. Namun, kepada wartawan ia berkata: “Aku berjanji pada Stephanie untuk menemaninya selama berobat. Berada di sisinya waktu kesakitan, dan merawat keempat anak kami.” Ketika menjalani kemoterapi, rambut istrinya rontok. Lalu Spielman mencukur habis rambutnya sebagai tanda solidaritas. Setahun kemudian istrinya meninggal. Spielman bersyukur, bisa mendampingi istrinya sampai maut memisahkan mereka berdua. Betapa indah kesaksian hidup pasangan yang bisa menjalankan perannya dengan baik. Dalam Efesus 5 dijelaskan apa peran suami maupun istri. Suami diminta merawat istri “seperti merawat tubuhnya sendiri”. Ini tidak mudah. Butuh pengorbanan. Bagi Spielman, merawat istri berarti mengorbankan kariernya; mengorbankan peluang untuk memperoleh lebih banyak uang dan popularitas. Begitu pula, seorang istri perlu “tunduk kepada suaminya seperti kepada Tuhan”. Menundukkan diri butuh pengorbanan harga diri. Tunduk bukan berarti rela ditindas, melainkan belajar menghargai kepemimpinan suami. Kapan suami istri bisa berkorban? Saat masing-masing mementingkan pasangannya lebih dari diri sendiri. Lebih dari yang lain. Relasi antara orangtua dan anak pun demikian. Saling berkorban hanya mungkin terjadi jika keluarga diutamakan. Diprioritaskan. Sudahkah Anda mengutamakan keluarga? JIKA BANYAK HAL LAIN DIJADIKAN YANG UTAMA ANDA TAK AKAN RELA BERKORBAN BAGI KELUARGA (sumber:Renungan harian)
~Bapa Pemelihara~ Ia memperhatikan perjalananmu melalui padang gurun yang besar ini; keempat puluh tahun ini Tuhan, Allahmu, menyertai engkau, dan engkau tidak kekurangan apa pun (Ulangan 2:7) Saat George Müller hendak mendirikan panti asuhan di Bristol untuk menampung anak-anak yang kehilangan orangtua karena wabah penyakit hebat, George sama sekali bukan orang kaya. Namun, ia yakin Bapa di surga begitu kaya dan sanggup memelihara. Ia pun memulai panti asuhan dengan bergantung total kepada Tuhan. Dan, berkat doa-doa yang terus dipanjatkan dengan penuh kepercayaan, Tuhan memenuhi segala keperluan mereka—bahkan dengan cara-cara ajaib. Hingga akhirnya, George berhasil mendirikan dan mengelola sampai lima panti asuhan, dengan total 9.500 anak yang terawat dengan sangat baik. Manakala orang menjulukinya “raksasa iman”, George menanggapinya demikian, ”Imanku tak berbeda dengan iman orang percaya lain. Cobalah sendiri, dan Anda akan menerima jawaban Tuhan.” Benar, pemeliharaan yang dialami George Muller dan anak-anak panti itu bukanlah hak eksklusif, melainkan hak universal yang boleh dinikmati setiap orang percaya. Seperti Tuhan juga menunjukkan pemeliharaan—yang luar biasa dan tak masuk akal, pada umat Israel sekeluar mereka dari Mesir. Saat Tuhan berjanji memimpin, Dia tak pernah lalai memelihara. Tuhan terus menyediakan manna tiap hari, sampai mereka tiba di Kanaan (Keluaran 16:35). Bahkan, Tuhan membuat pakaian dan kasut mereka tak rusak, dan kaki mereka tak menjadi bengkak selama perjalanan 40 tahun itu (Ulangan 8:4, 29:5). Buanglah segala kekhawatiran di hidup ini, sebab hidup kita tak berlangsung oleh kekuatan kita sendiri. Pemeliharaan Bapalah yang membuat kita hidup (Ulangan 8:17). Dia Bapa yang paling peduli pada hidup kita. PENGANDALAN AKAN DIRI SENDIRI AKAN MEMBUAT KECEWA PENGANDALAN AKAN TUHAN MEMBUAT KITA TERPELIHARA (sumber:Renungan Harian)
~Si Pengkritik~ Siapa menghina sesamanya, tidak berakal budi, tetapi orang yang pandai, berdiam diri (Amsal 11:12) Apa gunanya membangun gedung baru? Gereja ini hanya memikirkan diri sendiri. Tidak mau mengabarkan injil!” seru si Ali ketika mendengar rencana perluasan dan pembangunan gerejanya. Sekilas kritiknya terdengar rohani. Padahal ia hanya suka mengkritik. Ia sendiri tidak tertarik mengabarkan Injil. Ia hanya menempatkan diri sebagai oposan—yang menentang apa pun kebijakan pengurus gerejanya. Rupanya Ali sakit hati karena merasa diri layak menjadi pengurus, tetapi tak pernah terpilih. Sanbalat juga seorang pengkritik. Gubernur Samaria ini berniat menguasai daerah Yudea juga. Ambisinya terancam gagal saat Nehemia datang dengan ide membangun kembali tembok Yerusalem. Semua penduduk Yudea mendukungnya. Sanbalat pun langsung mengkritik. Menurutnya, pekerjaan itu sia-sia. Potensi umat tidak cukup. Tembok yang dibangun pasti tidak kokoh.Tobia orang Amon bahkan berkata.. 'Diloncati anjing hutan saja bakal roboh!' (Neh 4: 3). Kritik negatif itu tentu menyakitkan hati Nehemia dan umat yang sedang bersemangat membangun tembok. Namun, Nehemia tidak membalas dengan makian. Diadukannya perkara ini pada Tuhan. (Neh 4:4).Ia berdoa, mencurahkan keluh-kesahnya, lalu meneruskan pembangunan. Dan, Tuhan menguatkan dan membuatnya berhasil! Apakah Anda dikenal sebagai si pengkritik? Kritikan negatif bisa mengecewakan dan mematahkan semangat orang. Berhati-hatilah. Sebaliknya, apabila Anda dikritik saat sedang melakukan apa yang benar, jangan membalas. Bawa keluh-kesah itu kepada Tuhan. Dia akan menenangkan hati dan pikiran Anda. Dia juga akan memberikan semangat untuk maju lagi dengan kekuatan baru . JIKA ANDA TIDAK BISA MENGATAKAN APA PUN YANG BAIK LEBIH BAIK JANGAN KATAKAN APA PUN (sumber:Renungan Harian)
~ Allah yang peka~ Allah mendengar mereka mengerang, lalu Ia mengingat kepada perjanjian-Nya dengan Abraham, Ishak dan Yakub (Keluaran 2:24) Apakah Tuhan ada? Andaikata Dia ada, mengapa Dia diam saja tatkala ba­­­nyak bencana terjadi? Mengapa hidup ma­­nu­sia harus penuh dengan berbagai ke­malangan? Mengapa kesulitan tidak per­nah hengkang dari hidup ini? Demikianlah be­be­rapa pertanyaan mendasar yang dapat mun­cul di hati orang yang hidupnya te­ngah dirundung berbagai kesusahan. La­­lu, ba­gai­­mana menjelaskan hal ini ke­pa­­da­­­nya? Dalam kitab Keluaran, kita mendapati kisah tentang Tuhan yang ternyata mau ber­urusan dengan persoalan manusia. Di si­ni setidaknya ada empat kata kerja aktif yang ditujukan kepada Tuhan: mendengar, meng­ingat, melihat, memperhatikan (ayat 24,25). Tuhan rupanya adalah Allah yang per­­sonal, yang melibatkan diri secara pribadi. Dia empatik (turut merasakan) dan partisipatif (turut ambil bagian). Kita patut me­naikkan syukur karena boleh mengalami ke­hangatan pribadi Tuhan kita yang nyatanya begitu peka. Segala urusan manusia di bumi ini, ternyata juga menjadi minat dan per­hatian dari Tuhan yang ber­se­ma­yam di surga. Apakah kita sedang tidak merasakan kehadiran Tuhan? Jangan-jangan itu terjadi karena kita kurang peka akan kehadiran-Nya yang nyata di depan mata. Apabila demikian yang kita alami, co­ba­lah lakukan hal berikut di tengah kepedihan: arahkan segala se­du sedan kita hanya kepada Dia; dengan memanjatkan doa yang me­ng­antar kita ke pelukan-Nya; dengan membaca firman Tuhan hing­ga kita tahu apa yang Dia maksudkan dalam setiap peristiwa; de­ngan menyanyikan puji-pujian. Semuanya akan menghangatkan hati kita sehingga dapat merasakan kehadiran-Nya . TUHAN YANG BERTAKHTA DI SURGA SUCI SESUNGGUHNYA ADALAH TUHAN YANG MEMBUMI (sumber:Renungan Harian)
~Bertobat dikayu salib~ Lalu ia berkata: ”Yesus, ingatlah aku, apabila Engkau datang sebagai Raja” (Lukas 23:42). Enak, ya, jadi penjahat yang disalib ber­sama dengan Yesus itu. Bertobat lang­­­sung masuk ke surga. Coba kalau kita bi­sa bersenang-senang sepuasnya dulu di du­­nia, lalu sebelum mati baru kita ber­to­bat,” kelakar seorang teman. Per­ta­nya­an­nya, benarkah penjahat itu bertobat secara “enak”? Kita lihat dulu dari sisi Tuhan Yesus. Pe­­nam­pilan-Nya saat itu betul-betul tak men­janjikan. Dia lebih mirip seorang pe­sa­kit­­an daripada seorang Juru Selamat. Se­la­in kondisi fisik-Nya yang begitu buruk dan me­­ngerikan, ejekan, olok-olok, dan hu­­jat­an pun menimpa-Nya secara bertubi-tubi. Si penjahat sendiri juga sedang me­nang­­gung penyaliban. Penyaliban diakui se­­bagai bentuk hukuman mati yang paling ke­ji dan paling menyiksa. Kesengsaraan yang diakibatkannya ber­lang­sung secara pelan, tetapi pasti. Penderitaannya seakan tidak ber­­ujung. Seseorang menulis, “Dalam keadaan seperti itu, Anda cu­ma bisa berdoa atau mengutuk.” Akan tetapi, si penjahat memilih untuk mengamati Si Terhukum di se­belahnya, mencerna pembicaraan orang tentang-Nya, dan mem­ban­tah hujatan penjahat lain terhadap-Nya. Dan, akhirnya ia pun sam­pai pada pengakuan bahwa Si Terhukum ini sejatinya ada­lah Sang Raja! Apakah Anda akan mengatakan bahwa itu keputusan yang diambil secara gampang dan “enak”? Pertobatan, dari sudut pandang manusia, tidak pernah enak. Itu ber­arti meninggalkan keinginan egois agar kita dapat menyambut ke­­hendak Tuhan. Siapa yang melakukannya, tanpa harus mati dulu se­perti si penjahat, maka ia akan menemukan Firdaus—lambang su­­kacita yang paling dalam—hari ini juga. Bersediakah Anda? MENINGGALKAN KEINGINAN EGOIS DAN MENYAMBUT KEHENDAK TUHAN ADALAH SATU-SATUNYA JALAN MENUJU KEBAHAGIAAN SEJATI (sumber:Renungan Harian)
~Permainan Cantik Si Setan~ Alkitab berbicara secara gambling tentang setan. Alkitab menyatakan setan itu nyata, dia adalah perwujudan si jahat, dan siap menyerang umat Tuhan. Pada ayat di atas, setan atau iblis diperbandingkan dengan singa yang dengan diam-diam dan penuh strategi siap menerkam umat Tuhan. Ada suatu agenda, dan suatu rancangan jahat yang telah disiapkan setan bagi kita. Menurut Anda hal tersebut melibatkan apa saja? Hal itu melibatkan banyak hal. Seringkali berupa serangan langsung. Tapi setan juga sering bermain “cantik” dan halus. Seperti yang kita tahu, bahwa kehidupan ini terhubung dengan kekekalan, dan setan pun tahu hal tersebut. Salah satu cara paling efektif untuk mengalahkan kita sebagai umat Tuhan adalah dengan mengalihkan pandangan kita dari kekekalan. Ketika kita disibukkan dengan hal-hal “dunia”, setan berarti berhasil. Jadi jangan heran jika setan dan antek-anteknya berusaha keras menyodorkan berbagai hal yang akan menyita perhatian kita sehingga kita kehilangan cara pandang sorgawi. Hari ini, mari kita berhenti sejenak dan coba memeriksa kehidupan kita, jangan-jangan setan sudah berhasil menipu kita. Kembalikan fokus kehidupan kita kepada Tuhan dan kekekalan, karena hidup di dunia ini hanya sementara dan fana. Jangan sampai kita ditipu iblis dengan sibuk mengejar hal duniawi dan jasmaniah saja. Ingatlah, iblis tidak selalu bermain menyerang, seringkali ia bermain “cantik” dengan mengalihkan pandangan kita kepada berbagai keinginan daging. 1 Petrus 5:8 Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. (Jawaban.com)
~Permainan Cantik Si Setan~ Alkitab berbicara secara gambling tentang setan. Alkitab menyatakan setan itu nyata, dia adalah perwujudan si jahat, dan siap menyerang umat Tuhan. Pada ayat di atas, setan atau iblis diperbandingkan dengan singa yang dengan diam-diam dan penuh strategi siap menerkam umat Tuhan. Ada suatu agenda, dan suatu rancangan jahat yang telah disiapkan setan bagi kita. Menurut Anda hal tersebut melibatkan apa saja? Hal itu melibatkan banyak hal. Seringkali berupa serangan langsung. Tapi setan juga sering bermain “cantik” dan halus. Seperti yang kita tahu, bahwa kehidupan ini terhubung dengan kekekalan, dan setan pun tahu hal tersebut. Salah satu cara paling efektif untuk mengalahkan kita sebagai umat Tuhan adalah dengan mengalihkan pandangan kita dari kekekalan. Ketika kita disibukkan dengan hal-hal “dunia”, setan berarti berhasil. Jadi jangan heran jika setan dan antek-anteknya berusaha keras menyodorkan berbagai hal yang akan menyita perhatian kita sehingga kita kehilangan cara pandang sorgawi. Hari ini, mari kita berhenti sejenak dan coba memeriksa kehidupan kita, jangan-jangan setan sudah berhasil menipu kita. Kembalikan fokus kehidupan kita kepada Tuhan dan kekekalan, karena hidup di dunia ini hanya sementara dan fana. Jangan sampai kita ditipu iblis dengan sibuk mengejar hal duniawi dan jasmaniah saja. Ingatlah, iblis tidak selalu bermain menyerang, seringkali ia bermain “cantik” dengan mengalihkan pandangan kita kepada berbagai keinginan daging. 1 Petrus 5:8 Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. (Jawaban.com)
~Permainan Cantik Si Setan~ Alkitab berbicara secara gambling tentang setan. Alkitab menyatakan setan itu nyata, dia adalah perwujudan si jahat, dan siap menyerang umat Tuhan. Pada ayat di atas, setan atau iblis diperbandingkan dengan singa yang dengan diam-diam dan penuh strategi siap menerkam umat Tuhan. Ada suatu agenda, dan suatu rancangan jahat yang telah disiapkan setan bagi kita. Menurut Anda hal tersebut melibatkan apa saja? Hal itu melibatkan banyak hal. Seringkali berupa serangan langsung. Tapi setan juga sering bermain “cantik” dan halus. Seperti yang kita tahu, bahwa kehidupan ini terhubung dengan kekekalan, dan setan pun tahu hal tersebut. Salah satu cara paling efektif untuk mengalahkan kita sebagai umat Tuhan adalah dengan mengalihkan pandangan kita dari kekekalan. Ketika kita disibukkan dengan hal-hal “dunia”, setan berarti berhasil. Jadi jangan heran jika setan dan antek-anteknya berusaha keras menyodorkan berbagai hal yang akan menyita perhatian kita sehingga kita kehilangan cara pandang sorgawi. Hari ini, mari kita berhenti sejenak dan coba memeriksa kehidupan kita, jangan-jangan setan sudah berhasil menipu kita. Kembalikan fokus kehidupan kita kepada Tuhan dan kekekalan, karena hidup di dunia ini hanya sementara dan fana. Jangan sampai kita ditipu iblis dengan sibuk mengejar hal duniawi dan jasmaniah saja. Ingatlah, iblis tidak selalu bermain menyerang, seringkali ia bermain “cantik” dengan mengalihkan pandangan kita kepada berbagai keinginan daging. 1 Petrus 5:8 Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. (Jawaban.com)
~Ikan Bakar~ Aku mau bersyukur kepada-Mu di antara bangsa-bangsa, ya Tuhan, aku mau bermazmur bagi-Mu di antara suku-suku bangsa (Mazmur 57:10). Tempat makan ikan bakar kesukaan saya adalah sebuah warung di pinggir sebuah sungai, di daerah perumahan yang bersebelahan dengan kompleks perumahan tempat saya tinggal. Lokasi warung ini cukup sulit dicari. Bahkan, walaupun sudah terlihat, warung itu tidak tampak meyakinkan. Namun, warung ini hampir tidak pernah sepi pengunjung. Bagaimana orang-orang itu, termasuk saya, bisa tahu mengenai warung tersebut? Melalui cerita dari orang-orang yang merasa puas dengan kelezatan ikan bakar yang dijualnya. Adalah normal kalau seseorang bercerita dan mengajak orang lain untuk ikut merasakan pengalaman menyenangkan yang sudah dialaminya. Tak heran, setelah Daud merasakan kasih Allah yang menyelamatkannya dari musuh, ia begitu antusias menceritakannya kepada orang-orang. Daud merasa sedemikian bersukacita sehingga ia sangat terdorong untuk bersaksi tentang Allah kepada siapa pun.Termasuk kepada bangsa-bangsa yang belum mengenal Dia. Seperti Daud, sebagai orang-orang yang sudah dikasihi Tuhan, bukankah seharusnya kita juga selalu antusias bersaksi tentang Tuhan? Namun, mengapa banyak orang kristiani belum melakukannya? Penghalang pertama, sangat mungkin adalah kurangnya kesadaran kita akan karya Tuhan. Maka, kita perlu kerap menyediakan waktu untuk mengingat segala berkat Tuhan di hidup kita. Khususnya bagaimana di kayu salib Yesus mengingat dosa kita dan menghapusnya di situ. Penghalang kedua, bisa jadi adalah rasa takut berbagi. Untuk ini, mintalah keberanian dari Roh Kudus. Jika pengalaman makan ikan bakar yang nikmat bisa dibagikan dengan antusias, mengapa pengalaman dikasihi Allah tidak bisa kita ceritakan? ~BIASAKAN DIRI UNTUK MENERUSKAN HAL-HAL BAIK KHUSUSNYA SETIAP KARYA TUHAN YANG TERUS TERJADI DI HIDUP KITA~