Kamis, 12 Juli 2012

WASPADALAH TERHADAP KEJAHATAN ROHANI TERSELUBUNG Matius 23:23-24 Tentu ada alasannya bila sampai Allah mengecam keras cara ibadah dan persembahan yang dilakukan umat-Nya. Terlebih lagi bila sampai Allah nyatakan kepada para ahli taurat dan orang-orang Farisi yang nota bene dianggap mafan seluk beluk soal agama. Tapi apa masalahnya? Ada apa dengan cara beribadah mereka? Juga tentang soal persembahan mereka? Bila kita cermati melalu kebenaran firman Tuhan ini, ternyata ada kesalahan mendasar sehingga mereka dimurkai Allah. Mereka memang taat beribadah tanpa cacat. Mereka juga setia memberikan korban persembahan. Tapi masalahnya, mereka mengabaikan sisi lain yang sangat penting yaitu keadilan dan kebenaran. Mereka memeras dan menindas yang miskin dan orang yang lemah. Bahkan tidak mau berdamai dan mengampuni saudaranya. Rick Warren pernah mengatakan, bahwa penyembahan bukanlah sekedar musik atau ritual yang kita lakukan di gereja, tetapi penyembahan adalah sebuah gaya hidup. Penyembahan yang sebenarnya adalah seluruh kehidupan kita yang kita berikan bagi Allah. Tuhan tidak hanya melihat penyembahan kita secara fenomenal atau yang kelihatan saja, tetapi melihat seluruh kehidupan kita, apakah hidup kita sebenarnya menunjukkan kehidupan yang benar dan berkenan di hadapan Allah. Sudahkah kita memperhatikan keadilan dan kebenaran di dalam kehidupan kita? Tuhan membenci dan menolak ibadah bangsa Israel karena kehidupan mereka tidak menunjukkan keadilan dan kebenaran. Mereka mengangkat tangan, menyanyi dan memuji Tuhan, tapi hidup mereka jauh dari keadilan dan kebenaran! Keadilan dan kebenaran adalah dua aspek penting dalam kehidupan. Pertanyaan bagi kita semua sekarang adalah, bagaimanakah sebenarnya hidup yang benar di hadapan Tuhan itu? Bagi Allah yang penting bukanlah rutinitas mereka beribadah (ay.21), bukan korban-korban bakaran dan korban sajian yang dipersembahkan (ay.22), bukan domba gemuk tanpa cacat (ay.22), bukan nyanyian dan tarian kegembiraan sebagai ungkapan penyembahan umat pada khaliknya (ay.23), bukan! Tetapi Allah berkata: “Jauhkanlah semua itu.” Bukan berarti semua itu, yaitu korban, nyanyian dan persembahan tidak penting. Itu semua perlu dan penting, tetapi jika itu semua itu dilakukan di hadapan Allah dengan tidak disertai dengan hidup yang benar dan adil, semuanya akan sia-sia! Tuhan berkata: “Aku membenci, dan menghinakan semua itu” Jika demikian, untuk apa semua ritual ibadah yang kita lakukan? Ternyata, bagi Allah hidup dalam kebenaran dan menyatakan keadilan bagi sesama jauh lebih penting dari hanya sekedar rutinitas ibadadah. Saudara, bagaimana dengan ibadah dan kehidupan kita pada masa ini? Apakah kita sudah menyatakan keadilan dan kebenaran? Jika tidak, maka berarti kita belum beribadah dan hidup secara benar di hadapan Tuhan, kita gagal memberikan penyembahan yang sejati kepada Allah Pencipta langit dan bumi. Setiap orang percaya kepada Kristus memiliki natur sebagai seorang penyembah di hadapan Tuhan. Tapi pertanyaannya, apakah kehidupan kita selama ini menyatakan penyembahan yang benar kepada Tuhan, atau kita hanya menyembah ketika kita ada di gereja? Karena itu mestilah kita mengerti bagaimana penyembahan bisa menjadi penyembahan yang sejati, sebuah penyembahan yang dapat menyenangkan hati Tuhan. Kita semua harus menjadi penyembah yang sejati, we must become the True Worshipper! Setiap kita dipanggil menjadi umat Allah, menjadi umat Allah berarti siap untuk hidup benar di hadapan-Nya, sehingga setiap saudara bukanlah memiliki penyembahan yang sia-sia, tetapi penyembahan yang sejati. Mari bersama-sama belajar untuk menjadi seorang penyembah yang sejati. Penyembah yang sejati adalah mereka yang hidup benar di hadapan Allah. Mereka yang hidup dengan memperhatikan keadilan dan kebenaran, serta mereka yang hidup dengan menjadikan Allah sebagai satu-satunya Tuhan. AMIN! "Pdt.Kristinus Unting".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar