Kamis, 12 Juli 2012

~Harta dalam Bejana Tanah Liat~ Harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami. —2 Korintus 4:7 Diceritakan bahwa Kekaisaran Romawi membutuhkan banyak minyak zaitun. Minyak ini dipakai untuk memasak, mandi, pengobatan, beragam upacara, sumber penerangan, dan kosmetik. Selama puluhan tahun, minyak zaitun dari Spanyol selatan dikirim dengan kapal ke Roma di dalam bejana-bejana tanah liat besar yang disebut amphorae. Bejana-bejana ini, yang tidak berharga untuk dikirim kembali ke Spanyol, dibuang menjadi timbunan pecahan-pecahan bejana yang terus menumpuk yang disebut Monte Testaccio. Diperkirakan ada 25 juta pecahan amphorae yang membentuk bukit buatan, yang masih berdiri sampai sekarang di tepi Sungai Tiber di Roma. Di dunia kuno, bejana-bejana tersebut bukan dinilai karena keindahan bentuknya, tetapi karena isinya. Oleh sebab itu, para pengikut Kristus di abad permulaan dapat memahami dengan jelas perumpamaan yang diberikan oleh Paulus tentang bagaimana Yesus hidup di dalam diri setiap orang beriman. “Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami” (2 Kor. 4:7). Tubuh-tubuh kita, seperti amphorae, bersifat sementara, rapuh, dan akan usang. Di dunia modern, kita yang sangat menjunjung tinggi keindahan penampilan luar, akan menjadi bijak, jika mengingat bahwa harta terbesar kita adalah Yesus yang hidup di dalam kita. Oleh anugerah dan kuasa Allah, kiranya kita dapat hidup sedemikian rupa sehingga banyak orang dapat melihat Kristus di dalam diri kita. >Kita hanyalah bejana-bejana tanah liat. Yesus adalah harta sejati di dalam diri kita. < Sekalipun tubuhku semakin hancur, Tetapi manusia batinku diperbarui setiap hari, Karena kehidupan dan kuasa Kristus Berdiam di dalam bejana tanah liat yang rapuh ini. (sumber :Santapan Rohani)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar