Rabu, 04 Juli 2012

APA YANG DITABURKAN ORANG, ITU JUGA YANG AKAN DITUAINYA! 
(Renungan Iman GKE – Kamis, 05 Juli 2012)

Hakim-Hakim 18:1-13

Zore dan Esytaol adalah daerah warisan yang telah ditetapkan untuk suku Dan sewaktu jaman Yosua. Dua daerah yang cukup luas tentu saja. Tapi entah kenapa, mereka tak mampu menguasai sepenuhnya daerah itu untuk dikelola dengan baik menjadi sebuah tempat yang mendatangkan kesejahteraan bagi mereka. Tapi malah akhirnya mereka terusir oleh orang-orang Amori dari daerah itu hingga terdesak ke daerah Utara.
Ketimbang berjuang dan mengupayakan daerahnya sendiri yang telah ditetapkan, tetapi mereka justru begitu bersemangat hendak berperang merebut tanah yang mereka anggap cocok buat mereka. maka mereka menyuruh orang-orang yang berasal dari daerah Zore dan Esytaol sendiri untuk mengintai negeri tersebut dan menyelidikinya serta bermalam dirumah Mikha di pegunungan Efraim. Lalu mereka mempersiapkan diri untuk berperang demi memperbutkan tempat yang bernama Lais, karena di tenpat itu dilihat oleh mereka sebagai tempat yang makmur.

Yang tidak kalah menarik, setelah para mata-mata sampai di rumah Mikha dan mengenali adanya orang Lewi di situ (ayat 3). Mereka ingin mencari tahu kehendak Allah mengenai perjalanan mereka (ayat 5). Orang Lewi itu kemudian menyatakan penyertaan Allah (ayat 6). Padahal bila kita melihat relasinya dengan Allah, sungguh meragukan bila itu adalah suara Allah. Apalagi perjalanan mata-mata itu sama sekali bukan inisiatif Allah. Demikian juga peranan yang diberikan kepada imam ini dalam pasal Hak 18:1-19:30, memperlihatkan kepada kita bahwa bukan hanya rakyat biasa yang menjadi rusak, tetapi juga keimaman yang kudus. Imam ini bersedia melayani sebagai imam dewa lain hanya untuk uang dan kedudukan (Hak 17:12).

Kerusakan moral dan sosial yang diakibatkan kemurtadan rohani Israel selalu terulang. Tercatat enam contoh dari pengalaman Israel yang terulang pada masa hakim-hakim yang mencakup siklus kemurtadan, penindasan oleh bangsa asing, perbudakan, berseru kepada Allah di tengah kesusahan. Keadaan semacam itu terus berulang terjadi. Ya, suatu sikap yang tidak mau belajar dari sejarah. Tidak pernah mau belajar dari pengalaman masa lalu!Yang selalu berakhir pada kisah buruk dan keterpurukan. Bukan malah berkat yang didapatkan, tetapi kutuk. Allah seharusnya menjadi Raja bagi umat Israel dan firman-Nya menjadi pedoman. Namun umat-Nya lebih suka berbuat apa yang benar menurut pandangan mereka sendiri. Hasilnya adalah ketidakpuasan dan kekacauan.

Saudara, kita pun kadangkala bersikap seperti suku Dan, mengabaikan apa yang Allah inginkan dan mengejar apa yang menjadi hasrat hati. Lihat saja contoh para koruptor yang merajalela di tanah air ini. Seolah tak cukup dengan apa yang menjadi bagiannya, malah merampas hak orang lain. Lihat juga contohnya para calon pemimpin yang katanya juga orang beragama, tidak kurang juga meminta petunjuk dan restu kepada ilah/roh halus supaya pencalonannya diharapkan mulus! Bahkan tidak jarang rela korbankan ratusan juta rupiah biaya pesta potong sapi atau kerbau segala, tetapi yang begitu pelit untuk bersyukur kepada Allah sumber segala berkat dan kasih karunia! Sesuaikah ini dengan karakter seorang pengikut Kristus? Tentu tidak!

Saudara, bila kita menghendaki hidup yang diberkati, kita seharusnya menginginkan kehendak dan kemuliaan Allah saja dalam hidup kita. Mengelola dan mempertanggungjawabkan apa yang telah dianugerahkan kepada kita untuk menjadi berkat bagi orang lain dalam hidup ini. Bukan malah tergoda dengan milik orang lain dengan segala kelebihannya dan berusaha merampasnya. Mungkin inilah alasan kenapa suku Dan seolah tak diberkati oleh Allah. Mungkin ini pula alasan kenapa tidak kurang kehidupan anak bangsa ini sering mengalami musibah, keterpurukan, dan masalah. Ya, bila kemerosotan rohani dan moral semakin menuju ke titik nadir terendah dengan dampak-dampaknya yang merugikan, yang senantiasa terjadi seperti apabila Israel melupakan perjanjian mereka dengan Allah dan mulai mengikuti berhala dan kebejatan! Karena itu, janganlah menganggap remeh keadilan Allah. Karena apa yang ditaburkan orang, itu juga yang akan dituainya! AMIN! 



*By : Kristinus Unting (KU)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar