Jumat, 06 Juli 2012

PEMIMPIN UMAT YANG TAK PANTAS JADI TELADAN AJARAN SEHAT! (Renungan Iman GKE - Sabtu, 07 Juli 2012) Hakim-Hakim 19:1-15 Seorang Lewi adalah orang suci. Maklum, karena mereka adalah keturunan orang-orang sebagai imam yang mestinya menjadi teladan, baik secara kerohanian, iman, dan tindakan. Demikian pada umumnya pandangan kita rata-rata. Dan memang demikianlah sepatutnya. Tapi apa yang digambarkan dalam nas ini, justru sebaliknya. Ia memiliki seorang gundik yang berasal dari Betlehem-Yehuda (ay.1). Oh, demikianlah urusan cinta mengaburkan segalanya. Tak perduli seorang Lewi pemimpin agama, tak perduli pejabat negara, bila cinta bicara. Jika salah melangkah, yang terhormat sekali pun bisa jadi sampah dibuatnya! Namun waktu itu, hal yang demikian rupanya hal biasa saja. Diceritakan juga dalam nas ini, ternyata gundiknya itu tidak setia padanya, berlaku serong. Gundiknya melarikan diri pulang ke rumah orang tuanya kurun waktu empat bulan lamanya (ay.2). Oh, menarik sekali. Setali tiga uang! Rupanya sang orang Lewi, orang suci, seorang yang mestinya jadi teladan bagi umat dan masyarakat ini, cintanya hebat. Walau gundiknya berbuat serong, ia tetap setia. Oh, boleh juga. Hanya sayang, kesetiaan yang salah alamat. Untuk itulah ia hendak pergi menyusul ke Betlehem-Yehuda, ke tempat mertunanya untuk mengambil gundiknya kembali (ay.3). Ceritanya makin mencekam ketika dalam perjalanan pulang. Perjalanan yang melelahkan tentu saja. Karenanya, bujangnya meminta untuk beristirahat di kota orang Yebus (ay.12-13). Tapi entah kenapa, orang Lewi, sang imam ini tidak mengabulkan. Sang imam meminta agar mereka singgah nanti di Gibea (daerah orang Benyamin). Hal itu ia lakukan mungkin karena alasan khusus. Menyangkut masalah kemanan. Lain juga kan di daerah wilayah sendiri, dengan asumsi orangnya baik-baik. Maklum, suku Benyamin kan dianggap saudara sendiri. Tapi apa dinyana, justru di daerah yang dianggap “baik”, eh... ternyata tidak kurang jahatnya. Justru di daerah ini terjadi perlakuan kasar terjadi. Orang-orang suku Benyamin , orang-orang dursila datang. Mereka menggedor-gedor pintu tempat mereka bermalam. Mereka tak perduli, walau telah diperingatkan oleh sang tuan rumah. Orang-orang benyamin tetap bersikeras, dan beringas! Mereka memperkosa! Memuaskan nafsu setannya! Kita jadi teringat apa yang terjadi di tanah air kita sendiri. Tidak kurang beringasnya demo terjadi. Merusak apa saja. Oh, yang tidak kalah menggelitik, bahwa itu katanya demi membela agama dan vkebenaran! Saudara, lalu siapa lagi yang dapat kita teladani?! Bila para pemimpin, entah pemimpin agama, entah pemimpin masyarakat saja sudah tak dapat dicontohi?! Lalu apa lagi landasan kebenaran, bila ajaran agama sendiri telah korup? Bila para imam sendiriboleh punya gundik, beristri banyak, dibenarkan oleh ajaran agama ciptaan sendiri, bagaimana lagi sikap para umat, para pengikutnya ?! Oh, para orang Lewi, para imam, para teladan iman, pusat harapan seribu umat, sejuta umat, semilyar umat.........! Oh, para pemimpin umat atau masyarakat, yang seharusnya mengurus, tapi malah tidak terurus...?! Oh, masyarakat yang katanya ber-Pancasila, paling beragama di dunia...... Malah beringas memperlakukan sesamanya, terkadang lebih jahat dari binatang yang hanya menggunakan hukum rimba, tidak memiliki akal sehat?! Kita jadi teringat pepatah orang-orang tua dulu, “Guru kencing berdiri, murid kencing berlari!” Kita jadi menggilik menyaksikan menjamurnya dibangun rumah-rumah ibadah, tidak kurang menara-menara menjulang ke langit! Tapi para penganutnya malah jadi sumber masalah?! Saudara, sadar atau tidak, kita juga hidup di tengah situasi yang tidak jauh lebih baik dari jaman Hakim-Hakim “tempoe doeloe”. Bahkan malah, maaf..... keadaan semakin menjadi-jadi. Semuanya kembali pada diri masing-masing. Yang masih punya nyali untuk hidup dalam kebenaran untuk diselamatkan, hiduplah sebagaimana mestinya yang Tuhan inginkan. Kita tidak tahu waktu dan masa hari penghakiman. Namun itu sesuatu yang pasti sesuai dengan firman Tuhan. Semua manusia tidak ada yang luput untuk behadapan dengan pengadilan Allah yang seadilnya! Saat itu akan menjadi nyata, apakah kita benar-benar orang percaya yang layak berada di sorga atau tidak! AMIN! *By : Kristinus Unting (KU)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar