Jumat, 25 November 2011

Apakah Anda Luput dari Kesalahan?





Di satu negara antah berantah yang terkenal dengan disiplin yang tinggi dan sungguh-sungguh menjunjung supremasi hukum. Akibatnya sekecil apapun kesalahan penduduknya, apabila diketahui apalagi tertangkap basah, pasti tidak ada ampunan dan saat itu juga harus diadili.
Suatu hari seorang laki-laki tua renta kedapatan mencuri makanan karena dia sangat lapar. Lalu dia dibawa ke hadapan raja. Dan saat itu raja menjatuhkan hukuman gantung kepadanya. Namun sebagaimana biasanya sebelum menjalani hukuman sang raja bertanya kepada si pencuri:
Sang Raja : Apakah kau punya pesan terakhir sebelum kau di hukum gantung?
Pencuri : Ketahuilah oleh raja bahwa saya memiliki biji jeruk dan bila ditanamkan akan tumbuh dan berbuah dalam satu malam. Itu adalah rahasia yang diberikan ayahku.
Sangat sayang jika biji jeruk itu ikut mati bersamaku.
Akhirnya sang raja bersama seluruh petinggi negara menyepakati satu hari untuk menanam biji itu. Dan pada hari yang sudah ditentukan setelah lubang digali, pencuri itu diberi kesempatan untuk menjelaskan tata cara menanam biji tersebut.
Pencuri : Biji ini hanya bisa ditanam oleh seorang yang tidak pernah mencuri atau mengambil sesuatu yang bukan miliknya. Karena saya telah menjadi pencuri maka saya tidak bisa menanamnya.
Sang Raja : Kalau begitu Perdana Menterilah yang pantas menanam biji ini.  Sekarang saya persilahkan Perdana Menteri untuk menanamnya.
Perdana Menteri : (Dengan wajah pucat dan bibir gemetar) Paduka yang Mulia, "Saya tidak bisa menanam biji ini, sebab saya teringat waktu masih muda pernah mengambil sesuatu yang bukan milik saya."
Sang Raja : Kalau bukan Perdana Menteri, siapa lagi? Dan bagaimana kalau kamu Bendahara?
Bendahara :
(Juga dengan wajah pucat) Maaf Paduka! Saya pun tidak bisa menanam biji jeruk itu, sebab waktu kecil saya ingat pernah mencuri.
Mendengar jawaban kedua Petinggi tersebut, Sang Rajapun agak menunduk dan berkata dalam hatinya, "Saya pun hampir setiap hari mencuri uang rakyat untuk memperkaya diri sendiri, sedangkan pencuri ini mencuri hanya karena kekurangan."
Suasana begitu hening dan tak ada yang berani berkomentar. Pencuri itu menoleh ke arah mereka dan memanfaatkan situasi itu sambil berkata:
Pencuri : Anda semua orang besar dan berkuasa! Anda semua hidup bergelimang harta dan tidak pernah puas, selalu merasa kekurangan. Tapi meski begitu Anda semua tidak bisa menanam biji jeruk ini. Sebab sama seperti saya, Anda pun semua tidak luput dari kesalahan. Saya hanya mencuri sedikit makanan agar tetap bisa hidup, mau kalian gantung. Tidak apa saya sudah siap untuk itu, kalau itu jalan terbaik.
Sang Raja : (Sadar akan kekurangannya) Terima kasih saudara. Atas kebijaksanaanmu ini telah menyadarkan kami bahwa siapapun tidak ada yang luput dari kesalahan. Karena itu engkau diampuni.
(Dikutip dari Bulletin Amos Edisi September 2007)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar