Sabtu, 12 Mei 2012


 AWAS MAKANAN KERAS JANGAN DIBACA KALAU KAMU TIDAK MAU ATAU TIDAK SIAP DITEGOR)



Mengampuni, mendoakan, memberkati ketiga hal ini mudah untuk diucapkan namun paling sulit dilakukan apalagi terhadap orang-orang yang telah menyakiti kita. Tetapi justru inilah kunci kesuksesan. (matius 6:14-15) – pesan dari seorang gembala kepada domba-dombanya.
“Dia sudah berkali-kali berbuat salah padaku”
“sudah berkali-kali aku memafkan dia”
“sudah berkali-kali aku mengalah padanya”
“ini sudah melebihi batas kesabaranku”
“dia sudah pasti tidak waras, tindakannya melebihi kewajaran”
“kalau dia tidak minta maaf terlebih dahulu padaku, maka aku tidak akan memafkan dia.”
“enak saja aku dulu yang minta maaf, aku tidak mau terus ditindas atau terlihat lemah”
Saudara-saudaraku, apakah pernah kita mengucapkan kata-kata di atas meski hanya di dalam hati?
Jikalau belum pernah, berarti hidup kita saat ini seperti di surga. Aku yakin seminimnya satu kalimat diantara ke-7 kalimat di atas, meskipun tidak sama persis dengan yang ada, sudah pernah kita ucapkan di dalam hati.
Memang benar, kesabaran ada batasnya. Bahkan Allah pencipta langit dan bumi, mempunyai batas kesabaran. Akan tetapi batas kesabaran Allah yang maha tinggi tidak bisa diukur oleh manusia. Jika kita manusia sampai membuat Allah kehilangan kesabaran, artinya kita memang sangat keterlaluan.
Tuhan ingin kita bisa mengampuni musuh kita sama seperti Dia mengampuni semua kesalahan kita. Ingat! Tidak satu pun manusia yang benar di muka bumi, kecuali Tuhan Yesus Kristus sendiri. Karena itulah Tuhan memberikan kepada kita kebebasan untuk memberi batasan terhadap kesabaran kita.
Aturannya hanya satu, jika kita mengampuni, maka Bapa di sorga juga akan mengampuni. Sejauh apa batas kesabaran kita terhadap orang lain, demikianlah batas kesabaran Allah terhadap kita.
Topik ini sangat mudah pembahasannya, dan sangat mudah dibicarakan. Namun dalam prakteknya, butuh waktu yang sangat lama bagi seseorang untuk benar-benar bisa mengampuni dan memaafkan seseorang dengan sepenuhnya. Sangat sulit, sangat tidak mudah.
“Ah, aku sudah mengampuni dia kok, meski dia tidak meminta maaf padaku.”
“yang terpenting jangan mengulanginya lagi, kalau diulangi lagi, maka tidak akan aku ampuni.”
“aku tidak marah sama dia kok, hanya saja aku sangat sakit hati kepadanya.”
Berpura-pura sudah mengampuni dengan melupakan orang yang berbuat salah itu dan bukan kesalahannya, ini bukanlah jalan keluar.
Tidak pernah saling maaf-memaafkan lalu tidak saling menyapa, meski sering bertemu. Itu juga bukan mengampuni.
Berusaha supaya tidak berhubungan dengan lawan supaya tidak terjadi hal yang tidak mengenakan, lagi itu juga bukan memaafkan.
Lalu bagaimana???
Aku  sudah berada di batas kesabaranku, masakan aku tidak boleh untuk tidak memaafkan dia. Ya sudahlah dia sudah aku maafkan, namun aku tidak mau lagi berhubungan dengan dia, aku tidak lagi peduli dengan dirinya.
Hal yang sulit dilakukan, bukanlah tidak mungkin untuk dilakukan.
TEMBUSLAH BATAS KESABARANMU
Mintalah Roh pengampunan dan hati yang mau mengasihi.
Mintalah hati yang lembut dan bukan yang keras.
Mintalah maka kamu akan diberi.
Jika kamu mau menjadi orang yang kuat. Tidak ada orang yang lebih kuat dari orang yang mampu menembus batas kesabarannya sendiri.
Jika kamu mau menang atas kebenaran, jadilah orang yang berani untuk ditindas demi kebenaran supaya saat kemenangan yang sejati itu datang kamu mendapat sukacita yang lebih besar.
Jika kamu mau membalas orang yang menyakiti kamu, balaslah dengan kasih, pengampunan dan kebaikan, karena balasan itu akan menyembuhkan sakit yang ada padamu.
Kalau kita bisa sebanyak 70×7 kali, mengampuni, mendoakan dan memberkati, batas kesabaran kita sudah sesuai standar batas kesabaran ilahi.
Yang tidak kuat membaca, jangan dilanjutkan daripada gugur. Karena setelah ini akan lebih keras lagi.
Apa artinya 70×7?
70 melambangkan 70 tahun masa pembuangan bangsa Israel, dimana pembuangan itu sendiri menganalogikan kehidupan kita selama di bumi ini. Ingat bahwa kita ini adalah domba di tengah-tengah serigala. Sudah pasti kita harus siap diterkam kapan saja.
7 melambangkan hari-hari manusia berjalan 7 kali tiap minggu. Dimana artinya ini adalah setiap waktu yang kita miliki.
Jadi apa arti 70×7 artinya kita harus, mengampuni, mendokan dan memberkati selama masa hidup kita di muka bumi ini setiap waktu, setiap hari tanpa perkecualian. Tidak peduli sebesar apa pun kesalahannya, hanya waktu inilah yang menjadi batasnya.
Inilah Batas kesabaran Tuhan Allah terhadap seluruh manusia, yakni masa hidup masing-masing manusia.  Sampai tiba akhir masa hidup kita, seharusnya kita terus menembus batas-batas kesabaran kita yang telah kita pasang itu. Supaya masa hidup kita pun juga diperpanjang.
Oleh sebab itu, jika kita tidak bisa mengampuni, mendoakan, memberkati, untuk apa lagi kita hidup??????? Bagaimana kita bisa hidup???????? Batas yang kita tentukan berlaku pada diri kita sendiri, jadi kalo kita sekarang udah tidak bisa mengampuni, siap-siap aja berangkat ke rumah yang kekal. Seperti ada tertulis, ukuran yang kita pakai pada orang lain, akan diukurkan juga pada kita.
Tembuslah batasmu dan turutilah batas standar dari Tuhan
Jadi kalo orang dah melebihi batas kasih karunia Tuhan, pasti langsung lenyap dari muka bumi ini, dan kembali ke debu tanah.
Sebab itu, Tuhan juga tahu, batas kemampuan kita. Dari pada kita tidak bisa berlama-lama mengampuni, mendingan, langsung berangkat kepada kekekalan.
Akan tetapi, jika sekarang kamu masih ada dan masih membaca note ini, jangan tunda lagi. Segera selesaikan semua permasalahan dalam hubunganmu dengan semua orang yang telah menyakiti kamu. Perluas batasmu, ikuti batas standarnya Tuhan, mumpung batas Tuhan masih belum berubah menyesuaikan dengan batasmu
Sekali lagi, tembuslah batasmu, ikuti batas standar Tuhan Yesus Kristus.
MENGAMPUNI, MENDOAKAN, MEMBERKATI
Tuhan Yesus Memberkati. 


By.  Haniel's space

Tidak ada komentar:

Posting Komentar