Minggu, 13 Mei 2012



Cara Tuhan Menolong AnakNya
====================

Siang itu di pusat kota jakarta, jalanan mulai padat dengan kendaraan2 pribadi. kendaraan2 pun saling berebut untuk mendahului kendaraan yang lain. Ada seorang pria yang terjebak dalam kemacetan di pusat kota. Nama Pria itu adalah frans, wajahnya nampak bergairah dan penuh semangat. Meskipun dalam keadaan macet, ia tidak menunjukkan kejengkelannya, bahkan ia sedikit sedikit tersenyum seperti ia lagi mengucup syukur dan berdoa. Sudah hampir 1 jam ia terjebak dalam kemacetan itu, seperti ada yang mengkomando frans maka ia menepikan mobilnya di rumah makan padang. Seakan ragu ia melihat di sekitarnya, sambil mengangguk kepalanya ia turun dari mobil. Belum sempat menutup pintu mobil tiba2 ia di kejutkan oleh seorang ibu yang jatuh. Frans lalu menutup pintu mobil dan bergegas menghampiri ibu itu melihat apakah ia baik-baik saja. Ketika ia menghampiri, frans melihat bahwa ibu itu sedang tersedu-sedu sambil memegang kakinya. 'Apa ibu baik2 saja? perlu saya bantu,ibu..?' tanya frans menawarkan bantuannya.
Ibu itu menatap frans dengan wajah yang meringis. "oh..,saya kelelahan mas" jawab ibu itu.
'kaki ibu sakit?' tanya frans dengan iba.
'ngak mas, kaki sya ga sakit mas.' jawab ibu itu sambil bangkit berdiri., frans membantu ibu itu untuk bangkit dan membawa ibu itu untuk duduk. 'kenapa ibu bisa jatuh' tanya frans dengan nada lembut.
Ibu itu berkata. ' saya kelelahan,mas. sejak dari pagi saya berjalan untuk mencari pekerjaan, saya hanya mau bekerja buat makan hari ini dengan anak saya,mas.'
“Apakah ibu ada berdoa tadi pagi?” tanya frans. Ibu itu sedkit kaget mendengar perkataan frans. Tetapi frans menyakinkan bahwa ia bukan orang yang tidak waras. “IA mendengar ibu, dan IA mengirim saya untuk meolong ibu.” lanjut frans. sekujur badan ibu itu terasa lemas mendengar ucapan frans yg begitu menyentuh. tak kuasa lagi air mata ibu itu mengalir deras.

Akhirnya ibu itu mulai menceritakan pergumulannya. ' mas, sebetulnya kaki saya tidak terlalu sakit jika dibandingkan dengan hati ini yang sangat perih. saya menanggis bukan karena saya jatuh tadi, tapi karena saya teringat akan anak saya yang di rumah. Ia belum makan dari kemarin malam. sejak dari pagi anak saya sudah menanggis dan meminta makan." jawab ibu sambil sesenggukan. 'Suami saya telah meninggalkan saya sejak anak saya masih bayi. sudah tiga bulan ini saya tidak bekerja lagi, karena perusahaan dimana saya bekerja telah bangkrut.Saya sudah berusaha mencari pekerjaan tetapi namun belum dapat hingga sekarang. Sedang rumah saya pun masih menunggak kontrakan, mas.' lanjut sang ibu sambil menghela nafas panjang. 'pada pagi pagi sekali saya bangun dan berdoa, saya berdoa agar kiranya Tuhan bisa tolong saya hari ini., dan sekiranya Ia mau mendengar doa saya.' cerita ibu kepada frans.
'Baiklah ibu, karena ibu sudah bertemu dengan saya, dan saya pun telah di suruh oleh PAPA saya untuk membantu ibu. Maka mari kita membeli makanan terlebih dulu.' Ajak frans kepada ibu itu.
Frans lalu membawa ibu itu masuk ke rumah makan untuk membeli makanan buat ia dan anaknya yang di
rumah. Setelah mendapat makanan itu, si ibu mengucapkan terima kasih kepada franz. Lalu frans menyalami ibu itu dan membacakan sebuah doa cepat bersama dia agar ia tetap kuat dalam iman dalam mengikuti Tuhan. Sebelum berpisah frans memberikan uang untuk membayar kontrakan rumahnya dan keperluan ibu itu. Ketika frans berjalan menuju mobil, ibu itu bertanya, “Apakah, Anda malaikat atau apa?”. Frans lalu membalikan tubuhnya dan menjawab, “Ibu, saat ini malaikat sangat sibuk, sehingga kadang-kadang TUHAN memakai orang biasa. Tuhan bisa membantu anakNya melalui siapapun juga, baik sesama maupun orang lain,bu.' jawab frans dengan senyum yang mengembang sambil menuju mobilnya. Mereka pun berpisah. sang ibu masih menatap mobil yang telah meninggalkannya sambil tidak henti hentinya ia mengucurkan air Mata.

Mazmur 34:17
Apabila orang-orang benar itu berseru-seru, maka TUHAN mendengar, dan melepaskan mereka dari segala kesesakannya.”

Tuhan Yesus Memberkati

By : Hati Hamba

Tidak ada komentar:

Posting Komentar